
JAKARTA-JARRAKPOSBALI.COM – MENARIKNYA, dalam Program Temu Debat bertajuk “Berbincang Bersama Danjen KOPASSUS TNI” yang dipandu Pendeta Gilbert Emanuel Lumoindong, dan disebarkan lewat channel youtube, Danjen KOPASSUS Mayor Jenderal (Mayjen) TNI I Nyoman CantiasaTNI, S.E., M.Tr. (Han), pun mengeluarkan pernyataan menyejukkan soal penanganan wabah pandemik virus corona (COVID-19).
Pernyataan tersebut bersama hasil perbincangan lainnya akan diuraikan secara lengkap dalam tulisan seri kedua ini.
Pada kesempatan itu Mayjen Cantiasa pun menjelaskan panjang lebar tentang kiprah TNI di Papua. Terutama terkait adanya stigma TNI di Papua menekan rakyat Papua dan sejenisnya.
“Tentara tidak menekan rakyat karena TNI berasal dari rakyat, dia digaji dan dia bekerja semuanya untuk rakyat. Kebetulan kita lahir di Jawa jadi orang Jawa, lahir di Papua jadi orang Papua, lahir di Sulawesi jadi orang Sulawesi. Jadi perbedaan ini jangan dibedakan yang penting jadi anak-anak Indonesia, kita harus bersatu kita, lihat sekarang di sana di Tanah Papua masih agak terbelakang, kita harus sama-sama punya kepentingan bagaimana melayani masyarakat Papua,” tandas Mayjen Cantiasa.
Apakah memimpin dengan hati dan rasa justru dinilai tidak tegas? “Jadi, sama dengan kita punya anak. Di antara anak kita ada yg bandel. Ini perlu teknik, perlu cara, perlu seni untuk membimbing dan membina mereka. Karena mereka anak-anak kita. Yang sudah baik, ya kita bisa tuntun mereka dengan hati dengan rasa, kita bisa bina, kita tuntun, kita bisa ajak, puji Tuhan. Tapi yang masih tidak disilpin, melanggar, yang ini perlu kita berikan pembinaan, sedikti teguran, sedikit pecutan sehingga dia sadar dan kembali ke apa yang kita harapakan,” jawabnya.
Kembali Mayjen Cantiasa melemparkan ide brilian. “Tapi jangan pernah berpikir, orang itu tidak bisa berubah. Pernah dalam hidup seseorang itu naik turun, atau di Tanah Papua orang bilang yang angkat senjata tidak bisa turun. Bisa. Saya buktikan, saya di tiga kecamatan, kita bisa turunkan orang-orang yang angkat senjata tanpa kekerasan. Mereka serahkan senjata, kemudian dia minta rumah, minta pekerjaan, kita salurkan ke Bapak Bupati,” ungkapnya.
“Jadi mereka ada kerinduan, karena mereka bermasalah dengan masyarakat. Sebenarnya antara mereka di hutan dengan masyarakat itu ada masalah. Karena mereka, jujur, banyak melakukan hal-hal yang tidak baik terhadap masyarakat di kampung. Contoh, mereka banyak mengambil anak gadis di sana, ambil hasil kebun, sehingga mereka turun harus ada upacara bakar batu, harus ada perdamaian. Puji Tuhan tiga kecamatan itu sekarang aman,” cerita Mayjen Cantiasa lagi.
Terkait dengan wabah pandemic COVID-19, Danjen KOPASSUS Mayjen Cantiasa, pun tidak lupa menyampaikan pesannya sebagai petinggi “Korps Baret Merah”.
Mayjen Cantiasa mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu, kompak untuk berperang melawan virus produk Cina ini. Karena musuh yang dilawan umat manusia saat ini adalah musuh yang tidak kelihatan.
“Pertama, jelas kita prihatin karena sudah global. Maka seluruh komponen masyarakat harus bersatu, harus kompak, musuh tidak kelihatan. Siapa saja bisa kena tak kenal pangkat. Saya imbau mari kita lindungi diri, lindungi sesama. Kedua, anjuran pemerintah…kita ketahui virus ini berkembang karena aktivitas manusia bergerak terus penyebarannya. Mari kita patuhi imbauan pemerintah. Kita butuh sosialisasi, masyarakat kita tidak pahami apa yang terjadi di TV. Kita inilah menjadi agen-agen menyebarkan, mensosialisasikan apa yang menjadi imbauan pemerintah,” jelasnya.
“Virus kita harus hadapi bersama, tidak bisa laksanakan sendiri. Kita imbau kepada semua komponen bangsa mari kita sepakat uutuk melaksanakan tugas dalam rangka menghentikan wabah ini dengan cara harus disiplin. Kedua, jangan berkonflik yang tidak perlu, ini yang membuat kita, energi kita habis. Dalam strategi tentara, kalau pasukan itu tidak solid tidak kompak, kemana pun dia bertempur kemanapun dia melaksanakan tugas pasti tidak akan berhasil karena di dalamnya ada konflik,” tegas jenderal bintang dua di pundak itu .
“Bangsa Indonesia juga sama, harus kompak, harus solid, harus ada trash (kepercayaan, red) antara bawahan dan atasan, antara msyarakat dan pemerintah. Harus saling percaya, apa yang disampaikan pemerintah, rakyat harus manut; dan apa yang disampaikan masyarakat harus juga didengar pemerintah, jadi take and give,” imbaunya.
Danjen KOPASSUS Mayjen Cantiasa berucap, “Kita semua berharap memohon kepada Tuhan semoga pimpinan-pimpinan kita bisa melasksanakn tugas dan memberikan keputusan-keputusan yang baik sehingga bangsa Indonesia bisa segera keluar dari wabah ini pandemik.”
Mayjen Cantiasa yakin dan percaya bahwa bangsa Indonesia bisa mengatasi wabah COVID-19 ini. “Kita sanggup keluar, saya yakin, kita bisa, Indonesia ini sudah banyak pengalaman hadapi masalah dan bisa atasi,” pungkas Mayjen Cantiasa dengan nada optimis.
Editor: Francelino