SINGARAJA, jarrakposbali.com – Sebuah video beredar di grup media sosial Facebook yang menampilkan keluhan masyarakat mengenai air terjun di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng yang warna airnya menjadi keruh.
Dalam video tersebut, disebutkan bahwa keruhnya warna air itu karena proyek shortcut (jalan pintas) Singaraja-Mengwitani titik 7D dan 7E yang saat ini masih dalam pengerjaan.
Perbekel Desa Gitgit, Putu Arcana; mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pelaksana proyek, mengenai limpahan material baik ke jalan maupun yang ke sungai. Apalagi proyek yang memotong tebing di Pangkung Bangka, limbahnya menuju Air Terjun Campuhan dan air terjun lainnya.
“Kita sudah koordinasi dengan pelaksana sebelum hujan agar luapan material bisa diantisipasi. Curah hujan memang tinggi sekali, sehingga dampak dari penggalian di titik 7 air berubah warna menjadi coklat,” ujarnya dikonfirmasi pada Kamis, 30 November 2023 sore.
Selain itu, Arcana mengatakan bahwa pihak pelaksana proyek juga sudah memberikan bantuan masker kepada siswa-siswa di SDN 3 Gitgit. Lantaran proyek shortcut titik 7E berdekatan dengan sekolah tersebut.
“Kalau dihilangkan total mungkin tidak bisa, tetapi kalau bisa diminimalisir sehingga tidak merugikan masyarakat umum,” lanjutnya.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.3 Provinsi Bali, Yoni Sathia; menjelaskan, mengenai warna air terjun yang berubah menjadi keruh karena dampak proyek, pihaknya pun berencana membuat cekdam atau tanggul.
Ini bertujuan agar material pengerjaan proyek tidak terbawa air. Meskipun begitu, Yoni mengatakan pihaknya tidak bisa mengontrol warna air.
“Rencana pasang cekdam, juga pasang matras penguatan yang akan ditanami pohon agar tidak ada erosi. Kami juga akan lakukan pengecekan kualitas air,” jelasnya ditemui di Kantor Lapangan Proyek Shortcut Titik 7D dan 7E, pada Kamis, 30 November 2023 siang.
Selain material yang terbawa air, terkait material yang meluber ke jalan raya hingga membuat jalan licin, pelaksana proyek sudah menyiapkan puluhan petugas kebersihan didukung dua mobil water tank.
“Material di jalan akan dibersihkan, petugas standby setiap hari meskipun sedang hujan. Pembersihan dilakukan baik saat hujan maupun setelah hujan,” lanjutnya.
Untuk saat ini, proyek pembangunan shortcut titik 7D dan 7E sudah memasuki angka 20 persen. Progres ini disebutkan lebih cepat, sejak mulai dikerjakan empat bulan yang lalu.
Shortcut titik 7D dan 7E memiliki panjang total 555 meter, yang terbagi atas 400 meter panjang jalan, dan jembatan sepanjang 155 meter. Proyek ini menghabiskan Rp 89,09 miliar, yang dikerjakan oleh kontraktor penyedia jasa PT Sinar Bali dan Agung KSO. (fJr/JP)