BeritaBulelengDaerahEkonomiKulinerPolitik
Trending

Bersama BMI Buleleng, Dokter Caput Ajak Budidaya Sorgum

SINGARAJA, Jarrak Pos BaliDokter Caput bersama dengan BMI Buleleng mengajak masyarakat untuk membudidayakan sorgum.

Sorgum atau jagung gembal kini menjadi perhatian lantaran gandum yang mulai terancam krisis lantaran adanya situasi global.

Hal itu tentu berdampak pada ketahanan pangan khususnya di Indonesia yang juga menjadikan gandum salah satu komoditi impornya.

Pemerintah pusat juga sudah melakukan akselerasi dengan mengajak masyarakat untuk menanam sorgum.

Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng juga ikut mengakselerasi kegiatan pemerintah pusat itu dengan caranya sendiri.

Bertempat di Krisna Adventure, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, BMI Buleleng melakukan kegiatan BMI Peduli.

Mereka menggelar sosialisasi pengembangan budidaya sorgum dan pangan lokal, pada hari Minggu, 18 September 2022 pukul 08.30 WITA.

Bantu dorong ketahanan pangan

Ketua DPC BMI Buleleng, Dr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG., menyebutkan bahwa sosialisasi sorgum agar masyarakat dapat mengelolanya menjadi nilai ekomoni.

Terlebih lagi, Presiden Jokowi juga telah mengajak masyarakat untuk menanam serta membudidayakan sorgum.

Apalagi sorgum juga terkenal dengan sebutan Buleleng karena berdasar sejarah berasal dari kabupaten di Bali Utara itu.

“Kita yang mengandalkan impor gandum dari Ukraina sangat terancam krisis pangan, sehingga untuk mengantisipasi itu mengajak masyarakat menanam sorgum,” jelasnya.

“Presiden Jokowi juga sudah mengumandangkan kepada masyarakat untuk menanam sorgum,” ucap pria yang akrab dengan panggilan Dokter Caput itu.

Dokter Caput menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya mengajak namun juga mengajarkan cara mengolah sorgum.

Baik itu menjadi bahan makanan maupun untuk kebutuhan pakan ternak.

Hal ini tentu saja agar Kabupaten Buleleng yang ikonik dengan jagung gembal atau sorgum dapat memiliki ketahanan pangan yang baik.

“Kita ingin tidak bergantung impor, sehingga ada kemandirian pangan khususnya bagi masyarakat Buleleng,” tuturnya.

“Kami tidak sekedar sosialisasi, tapi sudah membentuk farm dari pembibitan, pendampingan, sampai produksi, yang kami jamin layak jual di pasar,” tegas Dokter Caput.

Dukungan geografis

Sementara itu, Putu Mangku Budiasa, Ketua Komisi II DPRD Buleleng; salah satu narasumber, menyebutkan bahwa budidaya sorgum di Buleleng sangat potensial.

Hal ini melihat dari geografis Buleleng yang nyegara gunung serta sorgum yang dapat tumbuh di mana saja.

“Kegiatan ini sangat positif mengingat geografis Buleleng yang nyegara gunung,” ungkap Putu Mangku Budiasa.

Ia menilai bahwa petani Buleleng tidak salah apabila mencoba ikut menanam sorgum yang merupakan tanaman alternatif.

“Petani yang ingin menanam mulai dari pembibitan sampai pemasaran akan kami kawal,” tegasnya.

Apresiasi dinas terkait

Kegiatan sosialisasi budidaya sorgum ini ternyata mendapat apresiasi dari dinas-dinas terkait di Kabupaten Buleleng.

Sebagai salah satu narasumber, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng berharap semuanya dapat berjalan sesuai dengan harapan bersama.

“Kegiatan ini sangat bagus karena mendukung serta mendorong untuk memperkuat ketahanan pangan,” ucap IGN. Agung Surya Wibawa, Analis Ketahanan Pangan Substansi Keamanan Pangan.

Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang juga hadir sangat mendukung adanya komponen lain yang mau mendorong budidaya sorgum.

Menurutnya, upaya menjadikan sorgum pangan alternatif tidak hanya dari pemerintah tetapi juga ada dari masyarakat.

“Kalau ada petani yang mau membudidayakan sorgum kami sangat berterima kasih,” ujar I Gusti Ayu Maya Kurnia.

“Apalagi sampai ada komponen lain yang mendukung budidaya sorgum sampai pemasaran,” lanjut Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng itu.

Maya Kurnia menjelaskan bahwa pihaknya saat ini hanya mendampingi, memfasilitasi benih, dan saprodi.

Dalam kegiatan sosialisasi budidaya sorgum ini, BMI Buleleng mengundang beberapa narasumber yang terkait.

Seperti Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng, Ketua Komisi II DPRD Buleleng, serta praktisi pertanian. (fJr/JP)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button