BeritaOpini

CURAHAN HATI MAHASISWA PERANTAU: “KAMI ANAK RANTAU TERJAJAH OLEH KEADAAN YANG TAK DIPERHATIKAN OLEH PEMERINTAH”

KAMI sudah lama hidup dalam kekhawatiran karena ekonomi namun ancaman untuk kelaparan dan tidak mendapatkan penghasilan adalah ancaman klasik, yang sudah kami rasakan bertahun-tahun.

Bahkan di tengah merebak serta antisipasi penyebaran virus corona (COVID-19) ke seluruh pelosok bumi Indonesia ini hanya diimbau oleh pemerintah pusat dan daerah agar kita selalu waspada dan harus berdiam diri di rumah serta kumpul bersama keluarga masing-masing dan harus membudayakan selalu mencuci tangan agar tetap bersih dan terhindar dari wabah virus yang mematikan ini.

Namun di sela-sela keadaan seperti ini kami anak rantau merasa sangat tertekan dan terjajah oleh keadaan yang tidak diperhatikan sama sekali oleh pemerintah daerah terlebih khususnya pemerintah pusat saat ini.

Kami anak rantau mungkin sudah terbiasa berdamai dengan penyakit-penyakit yang ada di alam fanah ini atau yang ada dalam tubuh kami seperti demam, flu, batuk, tbc, dan lain-lain… namun jalan satu-satunya bagi kami anak rantau adalah keluar rumah dan mengais perlahan-lahan di tengah ketidakpastian yang dihiraukan ini.

Kampanye social distancing selalu menggema dari pelosok-pelosok manapun bahkan dari mereka-mereka kelas menengah namun kami cuman bersuara….

Apa kalian minta kami tetap di rumah dengan segala bahasa untuk dapat menyelamatkan jiwa kami sendiri namun siapa yang akan perduli dengan kebutuhan sehari-hari kami.

Jadi, apabila kalian kelas menengah benar-benar menginginkan social distancing berjalan lancar, hal yang perlu dilakukan bukanlah stay at home atau di rumah saja tetapi juga mengaktifkan jaminan sosial ke mana pun COVID-19 ini merembes.

#Kami Berbeda Pandangan Bukan Soal Tidak Suka Himbauan Yang Kalian Buat, Atau Tidak Suka Kalian Memimpin Negeri Ini, Namun Kami Hanya Ingin Semua Proses Dan Cara Kalian Peroleh Haruslah Dilakukan Dengan KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA Secara Menyeluruh.

Penulis: Muksin Mahu (Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Univ. Ibnu Caldum (BEM UIC) dan Aktivis HMI)
Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button