BeritaEkonomiNasional

EKS-PEGAWAI PT MNA GELAR DEMO, KEMENTERIAN BUMN DIHADIAHI KARANGAN BUNGA

JAKARTA-JARRAKPOSBALI.COM – Perwakilan dari eks pegawai PT.MNA yang mengatasnamakan ‘Tim Dobrak Merpati’ mendatangi Kantor Kementerian BUMN dengan membawa 4 karangan bunga yang ditujukan pada Menteri BUMN, Erick Tohir, Rabu, (26/02/2020).

Mereka berharap dengan membawa karangan bunga untuk mengapresiasikan rasa belasungkawa karena pemerintah hingga kini seolah-olah menutup mata dan lepas tangan atas nasib mereka. Sungguh ironis perusahaan negara yang besar yang mempekerjakan ribuan pegawai hingga kini belum menyelesaikan pesangon para pegawainya. Pegawai cuma memegang SPU (Surat Pengakuan Utang) namun entah kapan bisa cair. Karena hingga kini belum ada kejelasan.

Agung Kus, inisiator aksi mengatakan, “Kami membawa karangan bunga semoga dapat menyentuh hati para pejabat BUMN. Kami datang dengan damai membawa karangan bunga yang harum bukan melakukan demo anarkis tapi saat ingin melakukan audiensi dengan Humas BUMN, pihak humas tidak bersedia dengan alasan sibuk rapat, meskipun diterima resepsionis namun tetap dihalang-halangi satpam, sehingga tim dobrak merasa sangat kecewa dan tetap menunggu hingga waktu istirahat. Setelah waktu menunjukkan pukul 11.30 akhirnya tim dobrak diizinkan masuk meletakkan karangan bunga dan melakukan dokumentasi namun cuma dihalaman. Pihak humas tetap tidak menerima tim dobrak merpati untuk audiensi.”

Tim Dobrak Merpati sudah berada di halaman kantor kementerian BUMN sejak jam 09.00 wib sekitar tiga puluhan orang dan mereka juga membagi-bagikan brosur tentang “Penyimpangan/Kegagalan Pelaksanaan Program Restrukturisasi Merpati Tahun 2008 hingga Tahun 2020”.

“Kalaupun mereka tidak menerima kami audiensi aspirasi kami sudah tertulis pada karangan bunga, semoga mereka baca dan bisa memahami maksud dan tujuan kami kesini. Menunggu dengan waktu yang lama dan tak ada kepastian sungguh melelahkan dan banyak dari eks pegawai merpati meninggal dan sakit keras menunggu pesangon namun hingga kini hak mereka tak kunjung digubris,” tandas Agung Kus.

“Bahkan pemerintah membuat aturan-aturan baru yang sangat merugikan eks pegawai. Dengan aksi damai kami hari ini semoga pemerintah bisa membuka mata dan hati serta segera menyelesaikan hak-hak kami. Kamisendiri sudah bergabung di Merpati selama 24 tahun sebagai cabin crew,” sambungnya lagi.

Korlap Aksi Subagyo Wiryosumarto yang akrab disapa Bang Ogie juga turut menyampaikan rasa prihatinnya terhadap para eks pegawai merpati, Bang Ogie telah bekerja di Merpati selama 30 tahun sempat ditempatkan juga dinas di Papua. “Dan mengalami nasib naas ketika balik ke Jakarta barang-barang/ perabotan yang masih tertinggal di Papua dijarah orang dan tak ada satupun yg tersisa,” ungkapnya.

Mereka sangat berharap agar pemerintah segera membayar pesangon siapapun direksinya. ”Karena Direksi sekarang kurang memperjuangkan hak- hak karyawan tapi seolah-olah menjadi tameng bagi penguasa. Kami sudah melakukan audiensi dengan DPR namun tak ada titik temu dan solusinya,” desk massa.

Diungkapkan, para eks-pegawai MNA itu sudah melayangkan surat kepada Menteri BUMN dan Presiden RI. Sayang hingga hari ini belum ada tanggapan dari para petinggi negeri ini. Mereka merasa terdzolimi oleh sikap petinggi negeri ini.
“Kami merasa terdzolimi . Direksi yang sekarang membuat peraturan tak masuk akal. Akan menerbangkan lagi pesawat yang teronggok selama 5 tahun. Kata Direksi bila terbang selama 3 tahun dan memperoleh laba baru pesangon akan dibayar. Ini adalah mustahil karena biaya untuk menerbangkan kembali sebuah pesawat yang sekian tahun tidak terbang sangat mahal. Kalaupun dijual ke investor, mana ada yang mau beli pesawat rongsok. Bagaimanapun caranya kami menuntut hak kami dibayar. Kami sudah lelah menanti dan janji-janji pemerintah hanyalah janji yang tak juga ada realisasi dan solusinya,” tegas Ogie dengan tatapan sendu.

“Bila aksi damai kami tidak juga digubris kami akan datang lagi dan mengajak kawan-kawan di daerah untuk melakukan aksi yang lebih besar. Sudah habis kesabaran kami, kalau kami tetap diam. Pemerintah akan menganggap masalah ini sudah selesai dan melupakan tanggung jawabnya terhadap ribuan pegawai eks Merpati. Semoga aksi kami hari ini diridhoi oleh Allah Swt dan didukung oleh semua kawan- kawan baik Jabodetabek maupun di daerah,” pungkasnya.

Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button