Oleh, Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,M.Si.
KEBANGKITAN Nasional bagi generasi milenial merupakan semangat kebangsaan yang tidak boleh padam. Generasi milenial inilah yang harus mengisi kemerdekaan Indonesia termasuk mampu memutus rantai penyebaran Covid-19. Seratus tahun sudah tanpa disadari digalang kekuatan oleh para pemuda Indonesia waktu itu diwilayah nusantara ini untuk menyatukan tekad bangkit dari sebagai negeri yang terjajah, hingga setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari “Kebangkitan Nasional”. Mampukah generasi muda milenial kita menjawab tantangan diera serba canggih ini guna lebih bangkit mencapai seluruh aspek kehidupan, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, pertanian, kesehatan, mental, sosial budaya guna mendukung untuk tercapainya kemajuan dan kebangkitan bangsa Indonesia yang hingga hari ini sedang dijajah oleh Covid-19. Inilah sebuah kebangkitan sekaligus ujian bagi generasi milenial bangsa Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Muliani dalam sebuah kesempatan, menyanpaikan pernyataan sebagai berikut: “Pandemi Covid-19 sebagai ujian generasi muda milenial Indonesia. Dan ini merupakan tragedi yang mungkin sekali saja dalam hidup ini. Kalian para generasi muda terpilih menjadi generasi yang diuji dan semua menjadi pilihan. Apakah anda ingin menjadi generasi yang lebih matang, lebih cerdas, lebih peduli, lebih memiliki kecerdasan emosi dan solidaritas atau tidak”.
Di kesempatan lain beliau menyampaikan pujiannya sebagai berikut:” Sepertinya Bali belum tersaingi oleh Kab/Kota, bahkan Provinsi yang lain termasuk DKI Jaya di Indonesia, dalam menterjemahkan pemutusan rantai penyebaran Covid-19 yang diimplementasi protokol daerah dengan semangat disiplin, rasa memiliki, bertanggung jawab oleh Desa Adat yang barisan terdepannya adalah generasi muda milenial pecalang, yang gagah, tegas, cerdas beribawa dan santun dalam berkomonikasi”.
Kita penting punya renungan, selain menakutkan dengan keberadaan virus ini juga memberikan banyak pelajaran baru. Kita sepertinya dipaksa sudah harus berubah dan beradaptasi dengan cepat, dan sepertinya perubahan ini juga telah mendorong kita untuk melakukan terobosan penting tentang cara kita bekerja kedepannya.
Kita percaya bangsa Indonesia adalah masyarakat gotong royong termasuk kesederhanaannya. Dengan hadirnya Covid ini ilmuwan dan kesehatan ikut mencari pemecahan pengobatannya. Inilah implementasi kebangkitan nasional yang menjadi keputusan bersama. Pemerintah sudah tegas dan penuh upaya menahan Lockdown dan juga akan membuat keketatan di saat masyarakat diajak mengetahui/memahami tentang Covid-19 gerak sosial, sanitasi tangan dan masker di negara Indonesia.
Masyarakat hendaknya telah bangkit dan sadar dengan semangat nasional, jangan biarkan pemerintah bekerja sendiri. Kita tidak ingin berlama-lama lagi dalam kehidupan yang penuh ketakutan.
Warga negara yang baik adalah warga negara yang menghormati hukum negaranya. Inilah PR para generasi milenial dalam pengalaman langsung mengamati hadirnya Covid-19 ini, pupuk terus jiwa patriotisme, gotong royong, tenggang rasa dan memiliki rasa percaya diri diantara kita.
Bapak Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, menginformasikan kepada masyarakat, bahwa apa yang ada didepan mata, upaya penanggulangannya sudah gencar dan serentak dilakukan hingga kepelosok desa, dusun, RW serta RT. Mari bangkitkan sebuah kesadaran, jalani dan secara bertahap selalu waspada dan dapat melonggarkan ikatan ketakutan terhadap virus corona ini.
Hindari hidup dalam kondisi terjajah yang penuh ketakutan akan kematian, bergegaslah bergerak untuk melancarkan perekonomian kembali. Itulah alasan cerdas pemerintah kenapa transformasi publik setahap demi setahap dibuka, mungkin bulan juni sekolah-sekolah hendaknya mulai beraktivitas dan kantor-kantor mulai bergerak. Tamparan miring sudah biasa pasti ada di dalam demokrasi, akan muncul anggapan segelincir orang: “Pemerintah kok seperti itu, mungkinkah angka tertular akan tambah lebih banyak”. Membaca dan melihat langsung di media sosial, badai corona ini membuat Amerika dan beberapa negara lain termasuk upaya lain untuk menyelamatkan perusahan-perusahan yang sepertinya mulai kelihatan rontok secara bersamaan. Kita bangsa Indonesia dengan penuh usaha dan doa bersama diimbangi dengan disiplin serta semangat optimisme lahir batin baik selaku pribadi bangsa, hendaknya ikut memikirkan bangsa agar Indonesia tidak terdampak pada sebuah tsunami resesi ekonomi. Memang virus yang menjajah kita dapat membunuh beberapa orang, tetapi resesi ekonomi berdampak pada hancurnya sebuah negara. Secara sepintas diamati nampak para pengusaha di negara kita sepertinya telah warning untuk bertahan, namun lewat bulan juni sepertinya sulit dan bahkan ada yang gulung tikar. Mungkin ini bagian dari masa-masa menakutkan bagi banyak negara termasuk Indonesia. Berhentinya sebuah produk, hancurnya ekonomi dampaknya, nampak didepan mata nanti: “puluhan juta orang sudah pasti kehilangan pekerjaan”.
Inilah sebuah jawaban dari sisi negatif jajahan corona kepada kita, ditengah kebangkitan bangsa bagi generasi milenial yang secara individu: “seharusnya kita mampu melawan penjajah Covid-19 ini, diawali dengan mengubah gaya hidup, dengan menperbuat kekebalan tubuh/anti bodi seperti apa yang dilakukan oleh nenek moyang kita dari ratusan tahun yang lalu sudah terbiasa mengadopsi gaya hidup sehat, sehingga usianya bisa mencapai ratusan tahun”.
Pertanyaannya, apakah bisa benar analisa kita mungkin akhir bulan Mei 2020 ini tiba-tiba di klaim sudah pasti angkat koper/pergi? sulit dan rumit untuk dijawab dengan akal sehat, namun optimis tetap berjuang melawan penjajah corona ini dan berharap secepatnya pergi meninggalkan kita. Namun dibarengi dengan pengalaman pahit dari virus corona ini sudah sepatutnya kita telah meninggalkan cara hidup sebelumnya, mari biasa hidup bersih diawali cuci tangan, gunakan masker, selalu jaga jarak guna mencegah penularan virus tersebut.
Sadarilah para generasi milenial, kebangkitan dan kesadaran Andalah yang harus menjawabnya agar mampu menghalau penjajah virus ini. Jawabannya sangat rasional: “Virus ini sedang menetap di bumi pertiwi Indonesia, begitu pula rarusan negara belahan dunia lainnya, namun dari sini kesempatan belajar yang lebih cerdas kedepan, yang justru dari jajahan Covid-19 ini kita bisa: “Hidup berdampingan dengannya, setidaknya hingga vaksin ini ditemukan”.
Mari bangkit dalam sebuah semangat kebangsaan dengan kesadaran tinggi menuju pada masa terpanggilnya masyarakat untuk lebih sadar akan arti hidup yang lebih sehat jasmani dan rohani. Berdampingan dan hidup bersama, hendaknya sudah pasti saling mengenal kelebihan dan kekurangan, mana zona aman dan tidak aman, mana yang harus dihindari serta dimana kita saling memahami kondisi/suasana hidup masing-masing. Kita yang hidup tenang dan bersyukur di bumi pertiwi yang indah penuh panorama ini, yang merupakan ciptaan Tuhan ternasuk kita, mari lontarkan kata ucapan terimaksih yang paling mendalam nan khusyuk saat masih diberi kesempatan hidup ditengah jajahan virus ini, sekalian munculkan diri untuk terus dan terus berbenah diri dengan lafal doa, semoga mampu menurunkan ego bagi kita, bangsa atau pun dunia. Terus jaga keselamatan diri, keluarga, bangsa dan negara dalam sebuah rumah tangga bangsa Indonesia. Sadari rumah merupakan tempat lahirnya ide, disana sudah pasti bersemi seribu bahkan jutaan mimpi. Jadi rawatlah rumah dan rumah tangga kita, karena rumah tanggalah tempat pendidikan yang pertama dan utama sebelum sekolah dan masyarakat sebagai pengguna dan kontrol sosialnya. Dan rumah tangga jualah yang pertama pula sebagai tempat untuk membangun jiwa nurani dari nasa kanak-kanak hingga menjadi generasi muda milenial yang tangguh sebagai penerima estafet bangsa agar semua bentuk penjajahan diatas dunia bumi pertiwi Indonesia termasuk corona ini harus dihapuskan, sesuai bunyi dalam pembukaan UUD 1945 yang berdasarkan Pancasila. Syalam Kebangkitan Bangsa.
Merdeka!