Berita

INFO PERBATASAN RI-TIMOR LESTE: YONIF 142 AJAK SISWA SD INPRES SALORE BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL

ATAMBUA-JARRAKPOSBALI.COM – Ternyata tugas Satgas Pamtas RI-Timor Leste, Yonif Raider 142/KJ, bukan hanya mengurus masalah pertahanan –keamanan di perbatasan kedua negara bertetangga itu melainkan juga melakukan kegiatan di bidang lain.

Seperti bidang pendidikan pun dirambah “korps baju loreng” ini. Seperti bermain gasing di SD Inpres Salore di Desa Tulakadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT.

Para siswa SD Inpres itu diajak bermain permainan tradisional berupa gasing oleh Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 142/KJ. Prajurit Yonif Raider 142/KJ bukan sekedar memperkenalkan permainan gasing tetapi kegiatan itu mengandung tujuan lain yakni untuk mengatasi pengaruh negatif perkembangan zaman dan teknologi terhadap perkembangan anak-anak.

Seperti dilansir Pendam IX/Udayana, permainan tradisional gasing dimainkan oleh anak-anak zaman dulu kebanyakan permainan ini dilakukan dengan cara kelompok, kehidupan masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang tidak mengenal dunia luar telah mengarahkan dan menuntun mereka pada kegiatan sosial dan kebersamaan yang tinggi.

Manfaat permainan tradisional bagi perkembangan anak antara lain yaitu mengembangkan kecerdasan intelektual pada anak, mengembangkan kecerdasan emosi pada anak, mengembangkan daya kreatifitas pada anak, meningkatkan kemampun bersosialisasi serta melatih kemampuan saraf motorik anak.

Dansatgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif Raider 142/KJ Letkol Inf Ikhsanudin, S.Sos., M.M., mengungkapkan bahwa permainan tradisional dapat melatih aktivitas fisik, keterampilan sosial, kreativitas, imajinasi, kompetisi, permainan tradisional anak-anak juga dapat merangsang pertumbuhan mereka, baik fisik maupun intelektual, otak atau daya pikir anak akan lebih kreatif sebab mereka bermain sambil belajar dengan teman-teman sebayanya.

Di tengah menjamurnya permainan modern saat ini, tentu sangat jarang sekali kita dapat melihat langsung permainan tradisional yang dulunya digemari oleh anak-anak.

“Sehingga personel kami yang berada di Pos Salore, memperkenalkan permainan tradisonal pada saat memberikan bantuan tenaga pendidik di Sekolah Dasar Inpres Salore, tentunya kegiatan ini dilakukan saat waktu istirahat siswa-siswi,” ucap Dansatgas Ikhsanudin.

Permainan tradisional yang diperkenalkan yaitu permainan gasing, selain bahan yang mudah didapat seperti tali dan bahan kayu, proses pengerjaannya juga tergolong tidak sulit, adanya unsur kebersamaan dan gotong-royong pada saat pembuatan permainan tersebut, kosentrasi dan kreasi serta imajinasi sangat dibutuhkan dalam pembuatan gasing.

Gasing tidak asing bagi orang-orang yang lahir pada tahun 80-an, tetapi bagi anak-anak Sekolah Dasar saat ini, permainan gasing merupakan hal yang aneh dan sulit untuk ditemui, anak-anak modern saat ini lebih cenderung memanfaatkan jaringan internet dan mengunakan produk kemajuan teknologi seperti handphone untuk sarana bermain, sehingga masing-masing anak lebih cenderung terlihat menyendiri dalam menggunakan handphone sebagai sarana bermain.

“Kegiatan pemberian bantuan tenaga pendidik dan pengenalan permainan tradisional tersebut dipimpin oleh Serda Angga Bramana bersama 3 orang personel Pos Salore lainnya,” tegas Letkol Inf Ikhsanudin

Terlihat antusias dan keceriaan yang luar biasa dari anak-anak di Sekolah Dasar Inpres Salore saat personel Satgas Pamtas Yonif R 142/KJ yaitu Pratu Sultan memperkenalkan dan memainkan gasing secara mahir.

Salah satu siswa bernama Okto, 10, menyampaikan ucapan terima kasih atas permaianannyg diberikan oleh personel Pos Salore.

“Terima kasih abang-abang TNI, kami akan mencoba permainan ini dirumah bersama teman-teman,” ucap Okto tersenyum.

Sementara itu, Mondus, 50, salah seorang guru juga mengucapkan terima kasih atas kegiatan bantuan tenaga pendidik dan pengenalan permainan tradisional yang telah diberikan oleh personel Pos Salore.

“Saya mewakili para guru dan siswa-siswi SD Inpres Salore mengucapkan terima kasih atas bantuan tenaga pendidik yang telah diberikan bapak-bapak TNI dan telah memperkenalkan permainan tradisional kepada putra dan putri kami, semoga mereka akan terhindar dari pengaruh negatif perkembangan teknologi kedepan,” ungkap Mondus.

Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button