INGIN KEMBANGKAN PUPUK ORGANIK, KTT SARI MURTI GOPALA MINTA PEMERINTAH BANTU MESIN
SINGARAJA-JARRAKPOSBALI.COM – Tidak disangka, ternyata di tengah Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, masih ada kelompok tani ternak (KTT). KTT itu bernama KTT Sari Murti Gopala.
Dimanakah markas KTT Sari Murti Gopala itu? KTT Sari Murti Gopala bermarkas di RT VIII, Lingkungan Banyuning Utara, Kelurahan Banyuning, Singaraja. Lokasi itu tergolong tengah Kota Singaraja, namun masih terdapat hamparan sawah yang cukup luas.
KTT Sari Murti Gopala berdiri tanggal 17 Agustus 2008 dengan anggota sebanyak 25 orang dengan memulai ternak sapi melalui bantuan SIMANTRI sebanyak 21 ekor yang tediri atas 20 ekor induk dan satu ekor jantan. Dalam perjalanan, anggota KTT Sari Murti Gopala kini menjadi 23 karena dua anggotanya mengundurkan diri.
Ketua KTT Sari Murti Gopala Wayan Partayasa menjelaskan bahwa KTT yang dipimpinnya itu mempunyai dua kegiatan utama yakni beternak dan sosial. “Kegiatan itu berupa simpan pinjan dan gotong royong. Untuk simpan pinjam bagi anggota niki (ini, red) bunganya Cuma 1 persen lebih rendah dari bunga di bank,” papar Partayasa saat ditemui Jarrakposbali.com di balai kelompok di Jalan Pulau Obi, Gang Srikaya, RT VIII Lingkungan Banyuning Utara, Kelurahan Banyuning, Singaraja, Sabtu (1/2/2020) siang.
Diceritakan Partayasa, sebelumnya KKT Sari Murti Gopala pernah memiliki usaha tambahan berupa mengelolah limbah ternak sapi menjadi pupuk organic. Usaha itu berjalan hingga lima tahunan namun karena mesin olahan pupuk organic itu milik pribadi dan usia juga sudah tua sehingga ketika mesin itu tidak berfungsi lagi maka usaha olah pupuk organic itu pun turut gulung tikar.
“Setelah itu kami menjual limbah ternak sapi ini dalam bentuk mentah sekali dalam sebulan. Karena kami tidak memiliki mesin lagi,” paparnya.
Kini KTT Sari Murti Gopala bercita-cita untuk kembali menghidupkan usaha olahan limbah ternak sapi menjadi pupuk organic. Tapi kendalanya kelompok tidak memiliki mesin maka itu satu-satu cara untuk mewujudkan impian kelompok ini adalah memohon bantuan pemerintah untuk diberi bantuan mesin pembuatan pupuk organic.
“Untuk selanjutnya kami mempunyai angan-angan untuk mengolah kembali limbah ternak sapi sebagai pupuk organic yang jenis free bukan kompos. Jenis ini yang lebih diminati petani kita di seluruh Indonesia bukan di Bali saja,” ungkapnya.
“Kami mohon pemerintah untuk melirik ke KTT Sari Murti Gopala agar kami diberi bantuan mesi sehingga limbah ternak sapi ini bisa dikelola menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kami dan petani pada umumnya,” urai Partayasa didukung Ketut Sadiasa, Sekretaris KTT Sari Murti Gopala.
Yang menarik, kelompok ini bukan hanya berangan-angan mengolah limbah ternak sapi itu saja tetapi mereka juga ingin mengolah urine sapi menjadi semua produk bermanfaat juga bagi masyarakat.
“Untuk mengolah limbah ini dan bio urine sapi, pemerintah bisa melirik ke kami untuk membantu kami. Kami kembangkan ini sebagai upaya mendukung program Bali organic seperti dicanangkan Pak Gubernur,” tandas Partayasa.
Tokoh muda Buleleng Nyoman Sarjana, SE, yang selama ini sering memberi perhatian kepada perkembangan KTT Sari Murti Gopala, berjanji akan membantu kelompok ini sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku di negeri ini. “Saya siap memperjuangkan kebutuhan mesin kelompok ini,” ujar Sarjana yang juga Ketua Harian DPC Partai Demokrat Kabupaten Buleleng.
Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng