BeritaNasional

NYEPI ADAT SANGKET DIPROTES KRAMA HINGGA LAPOR POLISI

SANGKET-JARRAKPOSBALI.COM – Ternyata Sabtu tanggal 25 April 2020 ada nyepi di Desa Adat Sangket, Kelurahan Sukasada, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali. Menariknya, Nyepi ini diselenggarakan oleh Desa Adat Sangket hanya berdasarkan kerauhan atau kesurupan salah satu krama setempat.

Karena tidak ada dasar hukum yang kuat dan tidak relevan, akhirnya Nyepi ala Sangket yang disebut Nyepi Adat, yang berlangsung selama seharian itu mendapat protes dari krama sendiri. Salah satu tokoh masyarakat Sangket Made Teja, S.Sos, menegaskan bahwa penyelenggaraan secara mendadak tanpa melalui paruman itu membuat krama Adat Sangket terkurung selama satu hari penuh.

“Nyepi mendadak tanpa paruman. Itu katanya ada skenario mengaku kerauhan. Tiba-tiba Nyepi. Warga mati lelungaan sehari. Nyepi yang tanpa yadnya upacara,” kritik Teja seperti disampaikan kepada Jarrakpos Group, Senin (27/4/2020).

Secara ekstrim Teja yang mantan anggota DPRD Buleleng dari Fraksi PDIP itu menuding keputusan Kelian Desa Adat Sangket, Gede Tinggen mengandung unsur provokatif. “Ada unsur sengaja provokatif di Desa Adat Sangket,” tuding Teja yang dikenal sangat vokal itu.

Teja yang juga Ketua DPD LPM Kabupaten Buleleng itu menegaskan bahwa Nyepi Adat Sabtu (25/4/2020) itu di luar tradisi dan kebiasaan Desa Adat Sangket. Kata dia, Desa Adat Sangket tidak mempunyai tradisi Nyepi. Apalagi Nyepi dikaitkan dengan wabah virus corona (COVID-19) sangat tidak dibenarkan. Karena, sebut Teja, pemerintah sendiri melarang Nyepi tiga hari yang diusulkan majelis desa pakraman dan PHDI Bali beberapa waktu.

“Nyepi di Sangket itu tidak ada rangkaian upacara dan Sangket tidak punya tradisi Nyepi dari zaman dulu. Ini sudah pelecehan agama Hindu tanpa upacara Nyepi mendadak satu hari,” tegas Teja lagi.

Teja mengungkapkan, “Tetap itu keliru karena Nyepi itu adalah hari suci umat Hindu di Bali bahkan tahun caka Nyepi sudah diakui dunia. Kategori Nyepi Desa adalah tradisi adat bagi desa yang melakukan penyepian ditentukan hari suci dan ada tatanan upacara. Yang di Sangket bukan tradisi karena dari tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada Nyepi kayak kemarin tanpa ada upacara yadnya yang jelas. Kalau dasar kerauhan ada jenis kerauhan yaitu pertama Kerauhan Dewa; kedua, Kerauhan Buthakala; ketika Kerauhan Nadi karena belajar ilmu; keempat, Kerauhan Bebai Mejik.”

Teja mengaku bahwa tindakan Kelian Desa Adat Sangket yang menggelar acara Nyepi di luar tradisi itu itu sudah dilaporkan ke Polsek Sukasada. “Saya sudah lapor ke Polsek Sukasada. Lockdowun tidak ada persiapan. Bantuan sembako saat ini di Sangket tidak jelas, dan masyarakat Sangket cemas karena sering dipicu oleh orang berkedok kerauhan,” urai Teja.

Kapolsek Sukasada Kompol Nyoman Landung ditemui di ruang kerjanya, Senin (27/4/2020) siang mengakui bahwa dirinya sempat dilaporkan Teja melalui telpon. “Benar karena diberitahu adanya kegiatan Nyepi itu. Kami langsung turunkan personil ke sana,” jelas Kapolsek Landung.

Kata Kapolsek Landung, setelah dicek ke wilayah Desa Adat Sangket ternyata memang benar ada acara penyepian, tetapi akses keluar-masuk kawasan itu tetap dibuka untuk umum. “Memang ada Nyepi tetapi akses jalan tidak ditutup. Tetapi dibuka kok,” ucap Kapolsek Landung.

Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button