BeritaBulelengDaerahEkonomiPemerintahan
Trending

Pedagang Pasar Anyar Tolak Pembangunan Gerai Inflasi

Pedagang Takut Usaha Mati, Perumda Pasar Sebut Untuk Stabilkan Harga Bahan Pokok

SINGARAJA, jarrakposbali.com – Pedagang Pasar Anyar, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng menolak pembangunan Gerai Inflasi milik Pemerintah Kabupaten Buleleng. Gerai Inflasi ini rencananya akan dibangun di sebelah timur Kantor Unit Pasar Anyar.

Namun, rencana pembangunan gerai ini mendapat penolakan dari pedagang di Pasar Anyar, lantaran harus menggusur sebagian pedagang yang bertempat di lokasi yang akan menjadi gerai milik pemerintah.

Para pedagang merasa heran dengan pihak pasar yang memilih menggusur mereka yang berada di bawah, ketimbang membangun gerai di lantai atas yang notabene kondisinya banyak lapak kosong.

Mereka juga merasa khawatir akan ada persaingan dagang antara pedagang dengan Gerai Inflasi, yang malah mematikan para pedagang kecil. Dengan adanya pembangunan ini, mereka pun mendapatkan opsi untuk berjualan di lantai atas Pasar Anyar.

“Kenapa (Gerai Inflasi) tidak di atas kan ada lapak kosong? Kalau gerai dibuka pasti grosiran juga, kalau begitu kami bersaing dengan pemerintah jadinya, kita sebagai pedagang kecil mati tidak dapat penghasilan,” ujar salah satu pedagang yang namanya enggan disebut pada Selasa, 12 September 2023.

Pedagang mengatakan, meskipun sudah ada pembicaraan antara pedagang dengan pihak pengelola pasar, namun para pedagang tetap tidak setuju dengan adanya pembangunan Gerai Inflasi serta pemindahan mereka ke lantai atas.

Mereka beralasan pemindahan pedagang ke atas justru menurunkan pendapatan berjualan mereka dibandingkan saat berjualan di bawah.

“Seperti pilih kasih kenapa tidak semua pedagang dinaikkan ke atas?” tanyanya heran.

“Memang ini punya pemerintah tetapi hargai juga kami sedikit. Ada pembicaraan (tentang Gerai Inflasi) dengan pedagang tapi semua tidak setuju, jadinya ini kan pemaksaan,” lanjut sumber.

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pasar Argha Nayottama Kabupaten Buleleng, I Putu Suardhana; menjelaskan bahwa pembangunan Gerai Inflasi memiliki tujuan mulia, yakni menjaga kestabilan harga bahan pokok yang terkadang naik dan turun.

Suardhana mengatakan bahwa para pedagang sebenarnya tidak akan dirugikan lantaran tujuan mereka dipindahkan ke atas untuk meramaikan kembali situasi Pasar Anyar khususnya di lantai atas yang sepi.

“Di gerai itu dijual sembilan bahan pokok yang harganya kadang naik turun, inilah tujuannya untuk menstandarisasi harga,” ujar Suardhana ditemui di Gedung DPRD Buleleng usai mengikuti rapat, pada Selasa, 12 September 2023.

Selain itu, pihaknya membantah akan melakukan persaingan dengan pedagang, namun harga jual akan sama dengan pedagang untuk mencegah bahan pokok yang dijual dengan harga yang tinggi.

“Kalau saya bilang, selagi harga wajar tidak ada kalah saing. Contoh harga cabe Rp 20 ribu per kg, kami jual juga Rp 20 ribu agar jangan sampai mereka meninggikan harga, karena ulah tengkulak yang ada,” katanya.

Suardhana juga mengungkapkan bahwa mereka menyadari dalam setiap kebijakan pasti ada pro dan kontra, namun pihaknya tetap tegak lurus dalam menjalankan kebijakan.

Sekedar informasi, bahwa Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi UKM, berencana membangun Gerai Inflasi di Pasar Anyar. Nantinya Perumda Pasar Argha Nayottama akan menjadi pengelola di gerai itu.

Gerai yang berukuran 10 x 16 meter dengan biaya pembangunan menggunakan dana APBD sebesar Rp 500 juta, gerai ini disebutkan bertujuan untuk mengendalikan harga bahan pokok di Buleleng. (fJr/JP)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button