Proyek Senderan di Pantai Tukadmungga Dihentikan Hotel

SINGARAJA, jarrakposbali.com – Proyek senderan di pantai wilayah Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng mendadak tegang pada Senin, 19 Juni 2023.
Ketegangan ini terjadi lantaran adanya pihak hotel di sekitaran pantai yang dilewati proyek tersebut menghentikan aktivitas pembangunan yang melibatkan tiga unit ekskavator.
Perbekel Desa Tukadmungga, Putu Madia; mengatakan bahwa penghentian proyek ini terjadi pada pagi hari hingga akhirnya proyek berjalan kembali pada pukul 15.00 WITA.
Ia merasa heran lantaran tanah yang digarap tersebut merupakan pantai yang otomatis merupakan tanah negara. Bahkan proyek tersebut tidak mencaplok tanah perseorangan.
Perbekel Madia juga mengatakan bahwa sekitar lima hari yang lalu, pihak desa telah melakukan paruman (rapat) desa adat yang keputusannya menegaskan kepada pelaksana proyek untuk melanjutkan proyek senderan tersebut.
“Proyek ini di sempadan pantai yang merupakan tanah negara, apalagi ini proyek nasional dan perlu di kawal,” ujarnya.
“Nah kami mengawal supaya proyek ini menjadi sukses, sehingga tidak terjadi abrasi di desa kami, tidak kumuh,” tambahnya lagi.
“Ini dari pemerintah, kajiannya sudah betul-betul matang, tidak mungkin sembarangan untuk buat proyek ini,” tegasnya.

Akibat penghentian itu, warga pun mendatangi hotel tersebut yang kemudian disusul Perbekel Desa Tukadmungga bersama prajuru desa adat, yang dilanjutkan dengan diskusi dengan manajemen hotel.
Warga yang datang khawatir proyek tersebut tidak dapat berlanjut alias gagal, apalagi banyak warga yang tinggal di pesisir pantai yang tiap tahun terkena abrasi.
Dari diskusi tersebut, menghasilkan keputusan yakni proyek yang akan berlangsung mulai pukul 09.00-18.00 WITA, untuk menghormati juga para wisatawan yang menginap di hotel.
“Karena di sini ada usaha jasa, perhotelan, kami juga sangat mengerti karena ada tamu, jadi sudah berkoordinasi dengan pelaksana proyek untuk mengatur jam kerjanya,” ungkapnya.
Proyek senderan ini, kata Madia, sebenarnya sangat menguntungkan lantaran mencegah pantai di wilayahnya terkena abrasi serta mempercantik wajah pantai. Apalagi, di atas senderan ini akan dibuat juga jogging track.
Menurutnya, nelayan-lah yang sangat terdampak karena tidak memiliki tempat untuk mendaratkan perahu, namun para nelayan justru mendukung proyek ini.
“Kalau yang menolak proyek, nelayan sebenarnya, karena mereka tidak bisa melakukan penyandaran. Namun, dari pihak pelaksana akan dibuatkan tempat penyandaran perahu,” ujarnya.
Sementara itu, manajemen hotel yang ditemui media ini di lokasi, enggan memberikan keterangan, dengan alasan harus mendapat izin terlebih dahulu dari pemilik hotel.
“Maaf saya tidak berani berkomentar, harus izin sama owner dulu, saya hanya pelaksana saja,” singkatnya. (fJr/JP)