Berita

Tim Gabungan dari Pemkab Jembrana, Cek Tambak Udang di Subak Sanghyang Cerik

Ket foto : Tim gabungan dari Pemkab Jembrana bersama aparat Desa Tuwed, TNI dan Polri melakukan pengecekan ke lokasi tambak udang

JEMBRANA, jarrakposbali.com ! Menyikapi protes warga Subak Sanghyang Cerik, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, terhadap keberadaan tambak udang yang ada di subak tersebut, Jumat 15 September 2023 pagi, tim gabungan dari Pemkab Jembrana turun ke lokasi.

Tim gabungan terdiri dari Dinas Perijinan, Dinas Pertanian, Dinas PUPR, Sat Pol PP, Perbekel Tuwed, Kelian Subak Sanghyang Cerik, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Tuwed, langsung melakukan pengecekan ke lokasi tambak udang milik investor asal NTB tersebut.

Aparat gabungan yang dipimpin oleh Kadis Perijinan Pemkab Jembrana Made Budiarta, juga sempat menemui pihak penanggungjawab tambak, yang saat itu diterima oleh manager tambak udang.

Petugas gabungan di lokasi juga mendapati sejumlah pekerja proyek tambak yang sedang melakukan aktifitas. Petugas juga sempat mengecek saluran pembuangan air subak yang ternyata telah tersumbat oleh keberadaan tambak udang.

Sejumlah petani Subak Sanghyang Cerik juga nampak di lokasi, diantaranya Made Mara, mantan perbekel Melaya. Bahkan, Made Mara dihadapan tim gabungan sempat mengungkapkan kekesalannya lantaran belasan hektar sawah di subak tersebut nyaris tidak produktif karena dampak tambak udang.

“Harapan kami pemerintah daerah berpihak kepada petani. Jangan karena investor banyak duit, petani diabaikan. Intinya kami menolak tegas tambak udang, lihat sawah-sawah kami sudah tidak bisa ditanami apa-apa lagi,” ujar Mara kesal.

Sementara itu, Kadis Perijinan Made Budiarta dikonfirmasi di lokasi mengatakan, pihaknya bersama petugas dari dinas terkait, termasuk dari pihak desa dan pihak subak serta aparat TNI dan Polri turun ke lokasi tambak untuk menyikapi keluhan para petani.

“Karena ada keluhan dari petani terhadap keberadaan tambak udang, wajib kami tindak lanjuti. Tim gabungan tadi sudah melakukan pemeriksaan di tambak dan di sawah-sawah petani,” terangnya.

Nanti dari pemeriksaan lapangan ini menurut Budiarta, masing-masing dinas terkait yang turun melakukan pemeriksaan akan memberikan laporannya. Nantinya dari laporan-laporan tim tersebut akan diambil kesimpulan langkah selanjutnya.

“Kita tunggu aja nanti sampai tim menyampaikan laporannya. Untuk saat ini kami belum bisa menyimpulkan apa-apa,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Subak Sanghyang Cerik memprotes dan menolak keberadaan tambak udang yang ada di Subak tersebut lantaran berdampak sangat buruk terhadap belasan hektar sawah milik petani.

Tambak udang milik salah seorang investor tersebut saat ini sedang membangun tembok permanen sepanjang tambak. Pembangunannya ternyata menutup saluran pembuangan air milik subak setempat.

Tertutupnya saluran pembuangan air, mengakibatkan belasan hektar sawah milik petani keram terendam banjir pada musim panen. Kondisi ini memicu petani gagal panen. Disamping itu, dampak radiasi air laut saat kincir milik tambak hidup, menyebabkan kerusakan pada tanaman padi.(ded)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button