BeritaNasional

VIRUS ASF MENGGANAS DI BULELENG, DEWAN PANGGIL DINAS PERTANIAN

SINGARAJA-JARRAKPOSBALI.COM – Mengganasnya virus ASF di Kabupaten Buleleng, Bali, membuat DPRD Buleleng geram. Ini lantaran terjadi kematian babi massal milik PT ABS di Dusun Kawanan, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan.

Masalahnya bukan hanya sampai pada kematian berjemaah babi-babi itu melainkna cara mengubur bangkai babi-babi yang mati itu pun menjadi masalah. Karena penguburan bangkai babi yang tidak telaten sehingga menimbulkan bau busuk bagi warga di sekitarnya.

Bahkan ada warga yang menulis surat secara terbuka kepada Bupati dan Wabup Buleleng di media sosial terutama di akun facebook, seperti berikut ini:

Kepada yth Bapak Bupati Buleleng dan Wakil Bupati Buleleng serta instansi terkait lainnya,

Mohon bantuan dengan adanya kematian 116 Babi di PT ABS sampai saat ini proses penguburan babi tidak dilaksanakan dengan maksimal oleh PT ABS di Dusun Kawanan Desa Bila, yang mana bangkai babi dibiarkan terbuka dalam lobang, sehingga hal ini menimbulkan bau busuk dan banyak ulat disekitar PT ABS, hal ini sampai menyebabkan warga sekitar harus mengungsi ke Balai Banjar Dusun Kawanan Desa Bila.

Berikut kami kirimkan foto foto bangkai babi yang masih berserakan dan mati dimakan ulat di dalam kandang babi .

Terimakasih !!!!!

Melihat situasi yang mulai tidak bersahabat itu, Senin (2/3/2020) Komisi II DPRD Buleleng mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.

Pertemuan itu dengan agenda merebaknya wabah penyakit pada ternak babi yang diakibatkan oleh virus ASF di sebagian besar kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng. Komisi II mengambil langkah cepat ini sebagai upaya merespon situasi buruk yang terjadi akibat makin merebaknya virus ASF ini.

Dalam pertemuan itu Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Buleleng, Putu Mangku Budiasa, S.M., M.H., sangat menyayangkan ketidaksigapan pihak internal perusahaan khususnya dalam penanganan bangkai babi, sehingga Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng turun langsung dengan menggunakan alat berat untuk mengubur bangkai babi tersebut.

Lebih jauh disebutkan, hal ini tentu tidak bisa diterima karena perusahaan tersebut mengabaikan hal-hal yang bersifat prinsip yang berkaitan dengan safety, penanganan, dan pengelolaan perusahaan. “Kami mendesak dinas terkait untuk memberikan teguran keras pada pihak perusahaan, sehingga ke depan tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini,” tandas Mangku Budiasa.

Bahkan politisi asal Desa Selat tersebut dengan tegas mengatakan untuk mencabut izin operasional terhadap perusahaan tersebut bila mana teguran tersebut tidak diindahkan.

Selanjutnya, Komisi II meminta Dinas Pertanian untuk melakukan sosialisasi di semua kecamatan yang ada di Buleleng sebagai salah satu upaya antisipasi penyebaran virus ini dapat di mimimalisir yang berdampak pada kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Dewan tentu akan mensuport anggaran terhadap hal-hal yang bersifat isidentil. “Ya kita pasti akan support, kalau hal-hal yang sifatnya insidentil, pemerintah harus hadir,” tegasnya.

Sementara itu menurut Kepala Bagian Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Suparma, S.Pt, didampingi Kepala Seksi Kesehatan Hewan drh. IGB Oka Yadnya mengatakan, pihaknya sudah memberikan teguran dari segi teknis kesehatan hewan kepada perusahaan tersebut. Kata dia, bahkan Dinas Pertanian sudah membantu membuat lubang untk mengubur bangkai babi sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar yang mengeluhkan bau busuk yang saat ini sudah tertangani.

Lebih jauh dijelaskan kematian babi secara sporadis ini terjadi di hampir seluruh wilayah Kabupaten Buleleng kecuali kecamatan Sukasada dan Kecamatan Busungbiu belum ada laporan.”Kami masih menunggu hasil Laboratorium terhadap sejumlah kasus kematian babi yang ad di Kabupaten Buleleng apakah disebabkan oleh virus ASF ataukah bukan sehingga kami dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat,” jelasnya.

Kata dia, Dinas Pertanian sudah mendistribusikan sekitar 960 liter inspektan ke sejumlah wilayah untuk mencegah merebaknya wabah ini. ”Memberikan himbauan pada masyarakat untuk menjaga kesehatan ternaknya dan berkoordinasi dengan PPL di wilayahnya masing-masing bila mana terjadi kasus kematian hewan ternak khususnya ternak babi,” pungkasnya.

Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button