BeritaDaerah

VIRUS CORONA: DESA ADAT SANGSIT DAUH YEH BATALKAN PAWAI OGOH-OGOH

SANGSIT-JARRAKPOSBALI.COM – Sempat menghebohkan jagat Bali, akhirnya Desa Adat Sangsit Dauh Yeh, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, menurunkan tensi jelang Hari Raya Nyepi.

Setelah digelar paruman di Pura Desa Sangsit, Senin (23/3/2020) siang yang dihadiri Kelian Desa Adat Sangsit Dauh Yeh Wayan Wissara, Perbekel Sangsit Putu Arya Suyasa, Ketua Panitia Ogoh-Ogoh Komang Sudarma alias Cobra, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan sejumlah pemuda, sepakat untuk membatalkan pawai ogoh-ogoh serangkaian Hari Raya Nyepi.

Kelian Desa Adat Sangsit Dauh Yeh, Wayan Wissara, usai paruman kepada media ini menjelaskan bahwa pihaknya bukan memnengkung tetapi ada hal mendasar yang membuat pihaknya tetap berkeinginan menggelar pawai ogoh-ogoh tersebut.

Keinginan Desa Adat Sangsit Dauh Yeh menggelar pawai ogoh-ogoh di saat mewabahnya virus corona atau COVID-19 itu membuat Gubernur Bali, DR Ir I Wayan Koster, MM, langsung bersikap. Wissara mengaku, Senin (23/3/32020) pagi sekitar pukul 09.00 wita ditelpon Gubernur Bali.

“Tadi pagi Pak Gubernur telpon, tyang jelaskan masalahnya. Bukan memengkung, tetapi ada hal yang mendasar kenapa kita tetap akan melaksanakan pawai ogoh-ogoh. Karena ada semacam sesangi/kaul saat tyang naik jadi kelian adat. Nah, untuk membatalkan kan perlu ngaturang guru piduka. Itu duduk persoalannya,” ucap Wayan Wissara didampingi Kepala Desa Sangsit, Putu Arya Suyasa dan Ketua Panitia Ogoh-Ogoh, Komang Sudarma usai paruman di Pura Desa Sangsit.

Dia menegaskan, masalah keyakinan memang tak bisa dicampuradukkan dengan hal-hal yang formal. Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya disepakati untuk mengikuti Surat Edaran (SE) Bupati Buleleng Nomor: 420/1020/PEM/III/2020, Instruksi Gubernur Bali Nomor: 267/01-B/HK/2020, serta Surat Dharma Adhyaksa PHDI Pusat Nomor: 310/PHDIPusat/III/2020, perihal pedoman pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1942, untuk meniadakan pawai ogoh-ogoh. Walaupun masih ada krama/sekeha truna yang memendam rasa kecewa.

“Tiyang sudah sampaikan agar kekecewaan itu tidak lagi ditunjukkan via medsos atau apapun. Mari kita sepakati bersama hasil paruman ini,” pintanya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Ogoh-Ogoh Desa Sangsit, Komang Sudarma menyatakan warga tetap mengikuti hasil paruman pada tanggal 17 Maret 2020 lalu. Tercatat ada 21 ogoh-ogoh yang rencananya akan diarak saat pengrupukan. Setelah menjadi polemik, akhir 11 ogoh-ogoh mengundurkan diri dan hanya 10 yang bertahan untuk menggelar pawai ogoh-ogoh, tetapi setelah paruman tadi siang akhirnya pawai ogoh-ogoh dibatalkan.

Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button