KEDIRI-JARRAK.ID – Akibat wabah virus corona (COVID-19), harga sayur hijau milik petani yang tergabung dalam Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabananm Bali, terjun bebas alias anjlok.
Para petani pun menjelit karena situsi itu dimanfaatkan pada tengkulak untuk menekan harga sayur hijau produk petani di Bengkel itu hingga nilai terendah Rp 1.000 perkilogram.
Syukur, Tabanan memiliki seorang bupati yang memiliki perhatian dan kepekaan yang cukup tinggi. Saat para petani mulai menyerah dengan situasi akibat sayur hijau yang diproduksi petani tidak laku toh dibeli pun hanya Rp 1.000 per kilogram, saat itulah Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, hadir menyelamatkan para petani di Desa Bengkel.
Rabu (27/5/2020) siang, Bupati Eka pun hadir di tengah-tengah para petani sayur di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, dengan memborong semua produk sayur milik petani senilai Rp 80 juta.
“Sekitar dua minggu atau tiga minggu yang lalu, Pak Camat Kediri melaporkan kepada saya bahwa para petani di sini sudah panen sayur hijau namun tidak laku dijual. Beliau koordinasi dengan saya mohon petunjuk apakah ada program yang bisa membantu meringan petani,” ucap Bupati Eka mengawali sambutannya pada acara panen sayur di Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri.
Diakuinya bahwa mendapat informasi itu ia pun mulai memutar otak dan berkoordinasi dengan petinggi lainnya di Pemkab Tabanan untuk bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi petani tersebut. Akhirnya, ungkap Bupati Eka, hasil koordinasi dengan para petinggi di Pemkab Tabanan menemukan jalan keluar alias solusi.
“Akhirnya kita diskusi, ketmukanalah cara seperti sekarang, gotong royong. Ada dana yang dari Dompet Peduli COVID-19 dan ada dari dompet pirbadi saya,” ungkap Bupati Eka.
Kata dia, kemudian ia bersama petinggi Pemkab Tabanan menyepakati membeli produk sayur hijau milik petani Bengkel dengan harga Rp 2.000 per kilogram. Ternyata, ngaku Bupati Eka, produknya cukup besar yakni 40 ton dari 14 hektar lebih yang ditanami sayur. Maka bila dikalikan Rp 2.000 dengan 40 ton maka nilainya mencapai Rp 80 juta.
“Akhirnya mikir lagi, uangnya darimana? Karena terus terang di Tabanan dan semua daerah kabupaten lain di Indonesia, kita tidak boleh menganggarkan apapun, semua dibawa ke penanganan COVOD-19. Jadi semua dana hanya untuk penanganan COVID-19, jadi tidak boleh melakukan yang lain,” cerita Bupati Eka dngan gaya keibuannya.
“Astungkara kita punya yang namanya Dompet Peduli COvid-19. Jadi, dana itu adalah dana masyarakat Tabanan dan sudah terkumpul per hari ini Rp 300 juta. Ini memang uang parkir, uang sosial, uang uang memang kita pakai untuk kegiatan seperti ini yang sifatnya dadakan,” papar Bupati Eka.
Akhirnya, beber Bupati Eka, Rp 60 juta diambil dari Dompet Peduli COVID-19 dan Rp 20 juta dari dompetpribadi Bupati Eka.
Kegiatan panen itu sudah berjalan sejak Sabtu pekan lalu, setiap hari para petanti memanen 4 ton. Sayur hijau tersebut, urai Bupati Eka, didistribusikan ke 8.000 KK yang tidak pernah mendapatkan bantuan apapun. “Dan memang daerahnya bukan penghasill pangan, dan mereka memang membutuhkan sayur,” tandas Bupati Eka.
Di cara itu, Bupati Eka pun melepas 4 ton sayur hijau yang diangkut dengan dua mobil pick-up untuk didistribukan kepada 8.000 KK miskin yang tersebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan.
Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng