BONDALEM-JARRAKPOSBALI.COM – Hasil tes swab yang dilakukan terhadap para pedagang ataupun warga di Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali, yang hasil rapid test-nya positif, sebagian besar menunjukkan hasil negatif. Dengan begitu, tidak ada pembatasan sosial di Desa Bondalem.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-
19 Buleleng, Drs. Gede Suyasa, M.Pd saat memberikan keterangan pers melalui video conference terkait perkembangan penanganan COVID-19 di Buleleng dari ruang kerjanya, Sabtu (2/5/2020).
Suyasa menjelaskan sebanyak 33 orang pedagang yang menjalani tes swab hasilnya negatif. Hasil tes swab tersebut merupakan bagian dari 46 orang yang hasil rapid test nya positif dan semuanya telah di tes swab. Bahkan ada sembilan orang yang telah dua kali hasil tes swab nya negatif. Sehingga ke sembilan orang tersebut sudah dipulangkan. Selanjutnya, hasil tes swab akan menyusul. “Kita berharap malam ini hasil tes swab kedua sudah ada sehingga jika hasilnya negatif mereka akan dipulangkan,” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, ST memberikan skema bahwa jika terjadi transmisi pada pedagang tentu pembatasan sosial akan diperluas. Kenyataannya, hampir seluruh pedagang hasil tes swabnya negatif. Namun, tes swab dari keluarga PDP 18 yang terkonfirmasi, hasilnya ada yang positif. Maka, ada tambahan dua orang yang positif dari keluarga PDP 18 dan dua orang lainnya hasil rapid test nya positif. Sehingga yang diberlakukan adalah pembatasan tidak keluar rumah kepada warga yang tinggal di sekitar rumah PDP 18. Atas dasar analisa perbekel dan camat, ada 28 kepala keluarga (KK) dengan 94 jiwa tidak boleh keluar rumah selama dua minggu.
“Jumlah tersebut termasuk tetangga dan warga dari sekitar rumah PDP 18. Sehingga tidak ada pembatasan sosial secara meluas di Desa Bondalem,” ujar Suyasa.
Suyasa menambahkan dengan pembatasan 28 KK tersebut, Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng telah mengirimkan sembako ke Desa Bondalem. Bantuan sembako tersebut diterima oleh Perbekel Desa Bondalem. Pengiriman ini tentu dengan pertimbangan tidak langsung diberikan sembako yang dibutuhkan selama dua minggu. Tentunya dikirim step by step guna menghindari kerusakan pada sembako tersebut.
“Tadi pagi jam 08.00 telah diterima langsung oleh perbekel dan selanjutnya dibagikan kepada 28 KK atau 94 jiwa yang terkena pembatasan tidak boleh keluar rumah,” imbuhnya.
Sementara itu, data perkembangan penanganan COVID-19 di Buleleng menunjukkan bahwa terdapat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Buleleng secara kumulatif berjumlah 23 orang, dengan rincian PDP Negatif 6 orang, pasien yang di rawat di Buleleng hanya 5 orang dan sudah dinyatakan sembuh 12 orang. Pasien terkonfirmasi positif yang dirawat diluar Buleleng berjumlah 6 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sudah tidak ada.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) secara kumulatif berjumlah 93 orang yang terdiri dari ODP yang masih dipantau 5 orang, ODP yang sudah selesai masa pantau berjumlah 88 orang.
Orang Tanpa Gejala (OTG) secara kumulatif berjumlah 537 orang dan sudah selesai masa pantau 345 orang, karantina mandiri 141 orang, karantina di Hotel Putri Sari 22 orang, karantina di RSUD Buleleng 11 orang dan karantina di RS Pratama Giri Emas 18 orang.
Pemantauan juga terus dilakukan kepada pelaku perjalanan daerah terjangkit dan daerah transmisi lokal (tanpa gejala). Secara kumulatif berjumlah 2.875 orang dengan rincian 2.268 orang diantaranya sudah selesai masa pantau selama 14 hari dan sisa yang masih dipantau sebanyak 607 orang, terdiri dari pekerja kapal pesiar 456 orang, TKI lainnya terdapat 75 orang, WNA tetap 3 orang, pulang dari luar negeri 6 orang, serta orang yang datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia berjumlah 67 orang.
Saat ini Pemkab Buleleng telah menyiapkan 11 hotel dengan 328 kamar yang tersebar diseluruh Kecamatan di Kabupaten Buleleng sebagai tempat transit dan selanjutnya di distribusikan ke satgas desa masing-masing PMI.
Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng