Berita

Taman Ayun Barong Festival 2025 Dibuka

Regenerasi seniman cilik dan panggung Superstar meramaikan Pura Taman Ayun, Mengwi

jarrakposbali.com, MANGUPURA – Sore itu, angin mengalun dari pelataran Pura Taman Ayun. Ketika tabuh mulai hidup, Barong bergerak pelan, dan puluhan pasang mata dari anak-anak hingga sesepuh desa menahan napas. Di tengah suasana khidmat, Sekda Badung IB. Surya Suamba resmi membuka Taman Ayun Barong Festival Regeneration and Superstar 2025, menandai awal perayaan seni yang merangkul tradisi, kebanggaan, dan harapan.

Pembukaan dihadiri I Nyoman Satria yang mewakili Ketua DPRD Badung, Ida Cokorda Mengwi XIII, Kadispar Badung I Gede Rudiarta, unsur kecamatan dan desa adat, hingga komunitas budaya. Tahun ini, festival kembali menegaskan komitmen pelestarian yang digagas Ida Cokorda Mengwi XIII: merawat warisan sambil memastikan anak-anak tumbuh mencintai panggungnya sendiri.

“Bapang Barong bukan hanya pertunjukan, tapi ekspresi jiwa dan simbol kekuatan budaya lokal. Terima kasih kepada panitia, seniman, dan masyarakat yang telah membuktikan kita peduli pada warisan leluhur,” ujar Sekda IB. Surya Suamba.

Dari panggung suci Taman Ayun yang bersama kesenian Barong diakui UNESCO festival dirangkai bukan sekadar tontonan. Ia menjadi ruang belajar, bertemu, dan berlatih. Anak-anak diperkenalkan pada irama kendang, langkah, dan napas pertunjukan; para juara kembali dihadirkan untuk menyulut inspirasi.

“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat terus mendukung pelestarian budaya. Ini pondasi kuat untuk membangun jati diri bangsa,” tambah Sekda.

Ketua panitia I Gst. Agung Bagus Mantra menegaskan ini adalah gelaran ke-8, kolaborasi Puri Ageng Mengwi, Pemkab Badung, dan Kementerian Kebudayaan RI. Rangkaian tahun ini memadukan dua konsep, Regenerasi yang menjaring 21 penari barong buntut dan 21 penabuh kendang anak-anak di wantilan Taman Ayun, serta Superstar yang mempertemukan para juara penari Barong Ket dan penabuh berprestasi dalam “perang bintang” berbalut kolaborasi Tari Bojog dan Tari Tedung.

“Kami konsisten menjadikan festival ini wahana pelestarian yang hidup. Warisan adi luhung kita dipersembahkan dalam kemasan festival agar makin dekat, dimengerti, dan dicintai,” kata I Gst. Agung Bagus Mantra.

Di sela penampilan, keakraban terasa. Warga, seniman, dan tamu undangan berbaur. Barong bukan sekadar ikon, melainkan jembatan yang merapatkan jarak antargenerasi dari pelajaran teknik menabuh hingga kisah-kisah yang diwariskan di bale banjar.

“Superstars memberi standar dan teladan, sementara Regenerasi menyiapkan masa depan. Keduanya saling menguatkan,” ucap panitia.

Ketika cahaya senja merunduk di balik meru, gaung kendang masih memantul di tembok-tembok pura. Taman Ayun Barong Festival 2025 lahir kembali sebagai ruang perjumpaan: tradisi yang mengasuh, talenta yang tumbuh, dan kebanggaan yang terus disemai agar esok, Barong tetap menari di hati generasi berikutnya.(JpBali).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button