BeritaBulelengDaerahNasional

7 Warga Tigawasa Positif DB, Dokter Caput Fogging Tigawasa

BANJAR,JARRAKPOSBALI.COM – Aksi fogging yang dilakukan dr Ketut Putra Sedana, Sp.OG, bersama tim relawan Loyalis Dokter Caput (LDC) dan BMI (Banteng Muda Indonesia) kembali dilakukan.

Jumat (12/6/2020) pagi, dr Putra Sedana bersama tim relawannya “menyerbu” nyamuk-nyamuk di Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.

Begitu tiba di lokasi, dr Putra Sedana yang akrab disapa Dokter Caput diterima langsung Perbekel Tigawasa, I Made Suadarmayasa bersama staf-stafnya. Kemudian diberikan edukasi pencegahan DBD kepada seluruh staf Pemerintahan Desa Tigawasa.

Kemudian “pasukan penyerbu” milik Dokter Caput pun bergerak menelusuri setiap sudut desa itu melakukan foging.

Dr Caput kepada media ini menjelaskan bahwa ia bersama tim relawannya melakukan foging di Desa Tigawasa, salah satu desa Baliaga, itu atas permintaan Perbekel Desa Tigawasa. Karena di desa itu sudah terdapat tujuh warga yang terjangkit DBD.

“Jadi, karena di sini sudah ada kasus DBD sehingga Pak Mekel berkirim surat permohonan ke saya, minta dilakukan foging. Dan kita lakukan foging sesuai permintaan Pak Mekel,” jelas Dr Caput.

Namun demikian, dokter sepesialis kandungan pemilik Klinik Permata Bunda Singaraja, yakin bahwa kasus DBD ini sudah mulai menurun seiring dengan musim pancaroba yang telah berlalu. “Tren DBDnya sekarang sudah mulai menurun, kita lihat memang yang pertama adalah karena pengaruh musim pancaroba sudah mulai beralih ke musim panas. Otomatis dengan sendirinya komunitas nyamuk mulai berkurang,” papar Dr Caput lagi.

Indikator lainnya mulai berkurangnya kasus DBD ini, kata dia, karena mulai berkurang permohonan foging kepada dirinya. “Itu harapan kita seperti itu. Justru ke depan harapan kita DBD betul-betul tidak ada, sehingga konsentrasi kita dari masyarakat tidak lagi terganggu oleh DBD dan fokusnya khusus ke COVID-19,” jelasnya.

Ia berharap agar masyarakat tetap menjaga lingkungan rumah dan lingkungan di sekitarnya sehingga tidak memberi ruang kepada nyamuk untuk bersarang sebagai penyebab DBD. “Kita berharap masyarakat selalu memperhatikan lingkungan karena kunci dari penyakit DBD ini adalah kebersihan lingkungan. Ini sebagai upaya pencegahan awal,” tuturnya lagi.

Diakuinya bahwa dirinya sudah meminta Perbekel Tigawasa bersama jajarannya untuk gencar sosialisasikan hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.

Sementara itu Perbekel Tigawasa, I Made Suadarmayasa, pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada Dokter Caput dan tim relawannya yang sudah melakukan foging di desanya.

“Saya atas nama Perbekel dan atas nama masyarakat Tigawasa menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pak Dokter yang mau ke desa kami untukmelakukan foging,” ucap Perbekel Suadarmayasa.

“Terkait penyakit DBD di masa pancaroba di Tigawasa termasuk cukup tinggi. Dari Sembilan dusun yang ada, sudah terdapat tujuh warga yang menjadi korban kasus DBD,” ungkapnya.

Dengan nada agak kesal, Perbekel Suadarmayasa yang mempunya nama populer Regog itu menceritakan tindakan penanganan Puskesmas yang kurang gesit sehingga ia harus mencari terborosan agar bisa menyelamatkan warganya dari serbuan DBD. “Maka itu saya mengajukan permohonan kepada Pak Dokter (Dr Caput, red) agar mau membantu desa kami, untuk melakukan foging,” papar Regog.

Penulis: Francelino
Editor: Sarjana

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button