
KUBUTAMBAHAN-JARRAKPOSBALI.COM – Partai NasDem di Bali kini dalam situasi kritis alias stadium 4. Karena Kabupaten Buleleng sebagai penyumbang satu kursi NasDem di DPRD Bali itu sedang dilanda aksi pengunduran diri massal menyusul keputusan DPP NasDem menunjukkan kembali Ida Bagus Oka Gunastawa sebagai Ketua DPW Partai NasDem Bali.
Selama dua periode terakhir, NasDem Buleleng lah yang konsisten merebut satu krusi di DPRD Bali, namun dengan sikap DPP Partai NasDem yang tidak menghargai aspirasi massa dan kader NasDem di Bali Utara, maka dipastikan Nasdem di Bali sedang berada di ambang keruntuhan di ranah politik Bali.
Sebagai bukti, terjadi gelombang pengunduran diri mulai dari massa akar rumput hingga kader yang duduk di struktual partai.
Gelombang aksi pengunduran diri para kader dan massa NasDem di Bali terutama di Kabupaten Buleleng terjadi setelah tokoh terpengaruh NasDem dari Bali Utara Nyoman Tirtawan, yang mantan anggota DPRD Bali periode 2014-2019, mendeklarasikan pengunduran diri dari Partai NasDem.
Seletah sejumlah kader dan pengurus DPC NasDem di Buleleng mundur, kini disusul Ketua DPC Partai NasDem Kecamatan Kubutambagan,Ketut Astawa.
“Saya mundur dari Partai NasDem karena DPP NasDem tidak lagi mengharai aspirasi kami di bawah. Dan saya sebagai loyalis Pak Nyoman Tirtawan, saya kecewa berat dengan Gunastawa. Kalau DPP kembali tunjuk Gunastawa sebagai Ketua DPW NasDem Bali pasti semua pendukun saya mundur,” tandas Astawa, Kamis (6/2/2020) sore.
Astawa pun membongkar sejumlah tindakan tidak garis organisasi yang dilakukan Gunastawa yang membuat para kader di akar rumput tidak senang dengan kepemimpinan Gunastawa di DPW NasDem Bali. Politisi asal Desa Bila itu mengungkapkan, selama Gunastawa berkuasa tidak ada transparansi pengelolaan keuangan di DPW NasDem.
“Kepemimpinan Gunastawa yang otoriter, manipulatif, tidak pernah mempertanggung jawabkan keuangan Partai (Banpol, sumbangan kader dan lain-lain. Gaya priyai dan pemalas serta sebagai virus corona Partai NasDem yang hanya menggerogoti kader dan uang partai memang layak direstorasi,” ungkap Astawa.
Astawa menegaskan bahwa sebagai loyalis dan kader militannya Nyoman Tirtawan yang akan selalu mengikuti arus politik TIrtawan. Bagi mereka, tokoh sekaliber Tirtawan patut diberi dukungan dan layak diberi tempat di partai maupun di pemerintahan karena jujur dan mau membela rakyat kecil. “Ribuan masa militant saya yang notabene pendukung kader sekaliber Nyoman Tirtawan, pasti tidak lagi bersama Partai NasDem. Kemanapun Tirtawan massa militant ini tetap ikut dan bersama Tirtawan,” tandasnya.
Astawa meyayangkan keputusan DPP Partai NasDem masih mau mempertahankan Gunastawa yang sudah jelas-jelas kinerjanya buruk sehingga membuat Partai NasDem di Bali kian kerdil. “Katanya NasDem yang terkenal dengan jargon partai restorasi. Sungguh anekdot mempertahankan Oka Gunastawa yang dua kali gagal merebut kursi DPR RI. Dimana restorasinya NasDem?” tandas Astawa.
“Kalau Pak Nyoman Tirtawan hasil karya sebagai kader Partai NasDem di DPRD Bali sudah dirasakan masyarakat. Pertama menyelamatkan uang rakyat Bali sebesar Rp 98 miliar di pos KPU Bali saat Pilgub 2018 lalu. Kedua, melalui bansos, Pak Tirtawan sudah banyak membantu masyarakat di Buleleng bahkanjuga di Badung. Lalu, apa karya Gunastawa?” pungkas Astawa.