Bukit dan Hutan di Tejakula Terbakar, Terlihat dari Jalan Raya Singaraja-Amlapura
SINGARAJA, jarrakposbali.com – Peristiwa kebakaran hutan terjadi di Desa/Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Api yang membakar Bukit Munduk Mendeha di Desa Tejakula pertama kali diketahui warga pada Jumat, 27 Oktober 2023 pukul 06.00 WITA.
Bahkan kebakaran dan kepulan asap terlihat jelas di Jalan Raya Singaraja-Amlapura dari Desa Bondalem hingga Desa Les. Bukit Munduk Mendeha terakhir kali terbakar sekitar tiga tahun lalu.
Namun, sumber api ternyata bukan dari Bukit Munduk Mendeha melainkan dari Bukit Subaya yang masuk wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Api dari bukit kabupaten tetangga itu diperkirakan sudah menyala sejak tiga hari yang lalu.
Merembetnya api hingga ke Kabupaten Buleleng, lantaran dua bukit itu berada di perbatasan Kabupaten Buleleng dan Bangli.
Informasi di lapangan, titik api yang mulai muncul pada pagi hari hanya satu titik, lantaran kencangnya angin serta banyaknya ranting serta semak yang kering, sehingga api cepat merembet.
“Posisi kebakaran masih di puncak bukit. Jarak dengan kebun warga sekitar 500 meter, kalau dari pemukiman warga masih dua kilometer,” ujar Wayan Suardana, Kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Utara; saat dikonfirmasi via telepon pada Jumat, 27 Oktober 2023 siang.
Untuk saat ini, sekitar 20 personel Lembaga Pengelola Hutan Desa Tejakula dan Resort Pemangkuan Hutan Wilayah Tejakula, bersama dengan Polsek Tejakula dan BPBD Kabupaten Buleleng, tengah melakukan pemantauan sebaran api.
Hal ini dilakukan mengingat posisi kebakaran berada di puncak bukit dan lereng yang terjal serta bebatuan yang rawan longsor, sehingga mustahil untuk dilakukan pemadaman api dari bawah.
“Untuk mencegah penyebaran api sampai ke kebun dan permukiman warga, akan dilakukan penyekatan dengan membersihkan semak dan ranting kering, dengan lebar sekat satu sampai dua meter,” lanjutnya.
Selain itu, warga bersama pihak terkait juga memantau dan menjaga agar api tidak membakar pipa air bersih yang melintas di bukit dan hutan yang terbakar itu. Air bersih diketahui diambil dari Desa Subaya yang mengairi Desa Tejakula, Les, dan Penuktukan.
Sampai saat ini, luas lahan dan jumlah kerugian akibat terbakarnya bukit dan hutan tersebut belum bisa dipastikan. Mengingat api yang masih menyala dan belum padam, sehingga belum bisa dilakukan pendataan.
“Luas lahan yang terbakar belum kita pastikan, yang jelas ada semak, rumput, dan pohon yang dilindungi juga terbakar. Kerugian juga belum bisa kita data, menunggu api padam,” pungkas Suardana. (fJr/JP)