
BUNGKULAN-JARRAKPOSBALI.COM – Pamor dan kredibiltas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Buleleng yang beralamat di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali, kian melambung tinggi di dunia internasional.
Ini setelah dua mahasiswinya berhasil lolos seleksi bekerja ke Negeri Sakura, Jepang. Dua mahasiswi Program Studi (Prodi) Keperawatan Semester 8 sukses menandatangani kontrak dan siap bekerja di Jepang.
Kedua mahasiswi beruntung dan sekaligus menahtbiskan STIKES Buleleng sebagai lembaga pendidikan bertaraf internasional adalah Komang Putri Wahyuni dan Luh Putu Krisnayanti.
Keberangkatan Komang Putri Wahyuni dan Luh Putu Krisnayanti mahasiswa aktif semester 8 ke Negeri Sakura Jepang menyusul jejak dan semangat kakak kelasnya sekaligus berjuang untuk menutupi ekonomi keluarga. Usaha ini terus di support oleh Kaprodi Keperawatan, Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,M.Si.,M.Kes.
Ketua STIKES Buleleng, Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,M.Si, menjelaskan bahwa keberangkatannya sudah dipastikan awal November 2020, setelah melalui tes ketat dan melelahkan. Namun semangat dengan materi yang berkualitas, meliputi matematika, presentasi dari agen Magokoro College, wawancara/interview bahasa Jepang sehingga kedua srikandi STIKES Buleleng ini bisa lolos ke Negeri Sakura tersebut..
Diceritakan Sundayana, keduanya termasuk STIKES Buleleng sangat bersyukur karena dari 15 orang peserta test, 5 orang dinyatakan lulus. “Diantaranya 2 dari mahasiswa STIKES Buleleng. Kebahagiaan kami sudah pasti akan tertantang untuk menjadi pribadi yang cerdas dan sukses meraih masa depan setelah menandatangani kontrak kerja langsung dari direktur agen dari Jepang saat dinyatakan lulus bersama Luh Putu Krisnayanti,” tegas Putri.
Mereka berucap jujur, “Kami adalah jiwa-jiwa muda yang pernah lalai dan kami sedang berusaha menjadi yang terbaik. Air mata kami menetes menerima sertifikat berharga. Dan sang direktur mengeluarkan kata yang indah bagi kami, “Mulai hari ini kalian harus semangat belajar bahasa Jepang, karena sudah pasti bisa mencapai tahapan selanjutnya seksi N.4 dan tuntas akhir kalian berupa skripsi di lembaga tercinta kalian STIKES BULELENG.”.
Ternyata perjuangan keduanya tidak ringan. Karena memreka harus bisa berbagi waktu untuk mengikuti pelatihan di Magokoro Colleg di Denpasar dan melanjutkan penelitian skripsi di kampus STIKES Buleleng untuk menyelesaikan pendidikannya.
“Mulai tanggal 12 Maret hingga 22 Mei 2020, dari hari Selasa hingga Sabtu kami harus bergelut ikut pelatihan di Magokoro College di Denpasar, Minggu dan Senin kami harus fokus melanjutkan penelitian skripsi untuk segera bisa tersidangkan oleh para pembimbing,” cerita Putri.
“Jujur kami semangat tanpa beban menjalani semua ini, dengan sebuah optimisme inilah cita-citaku sejak di bangku SMA, dan syukur saya tepat memilih kampus ini yang sudah biasa dibimbing tegas terarah lewat kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi termasuk kegiatan UKM yang diadakan sekali dalam seminggu sesuai dengan kemampuan, bakat dan mental yang baik sebagai penunjangnya,” sambungnya dibenarkan rekann Krisna.
Ada sebuah peristiwa haru yang terjadi kala itu. Saking senang dan hati yang penuh keharuan, Putri dengan semangatnya memeluk Lia Sensei yang telah membimbingnya dengan beberapa teman lainnya sebagai tanda terima kasih yang tak terhingga. Kenapa tidak, kepergian ibu kandung tercintanya memenuhi panggilan Tuhan, membuat Putri berjuang lewat organisasi kampus, dan berusaha fasih berbahasa Inggris, dan menganggap setiap pekerjaan ringan baginya untuk dijamah. Lembut bergaul, namun sejatinya rapuh bila melihat sahabatnya manja dengan ibunya.
Penghormatan dan ucapan termakasih kepada Bapak Ketua STIKES Buleleng dan jajarannya bertubi diucapkan, karena lembaga ini telah siap menjawab harapan dan ambisi untuk menjadi tenaga kesehatan berkualitas dan “Go Internasional”.
Saking terharunya Putri menemui teman sekelasnya, tangis pun tak terbendung, ucapan pun sulit dikendalikan dan pikiran bawah sadarnya juga tidak bisa dihindari, disambut salut dan sukses oleh teman dan sahabatnya. Dari bibir basahnya keluar ucapan “Terima kasih Tuhan, Tuhan paling paham mana yang terbaik. Ini kado untuk Ibu yang telah Tuhan hadiahkan yang telah menempati dunianya disana. Ibu cukup lelah membimbing Putri, terima kasih Ibu, lembaga Stikes Buleleng yang aku banggakan hingga mampu membuat bangkitku lahir batin dengan ekonomi yang hampir tidak mencukupi, dan syair lagu dari sang penyair dan penyanyi yakni Kunto Aji yang berasal dari Yogyakarta yang menginspirasi hidup Putr,” ucap Putri.
Putri pun menyetir sebuah puisi dari Kunto Aji seperti berikut ini “Jangan berhenti, yang ku takutkan takkan terjadi, yang dicari akan hilang, yang dikejar akan hilang, yang ditunggu dan diharapkan biarkan semesta bekerja untuknya. Tenangkan hati, semua bukan salahnya. Akhirnya aku lihat lagi, sederhana tanpa banyak cela, semua berlalu, akhirnya aku lihat lagi, jemarimu bergerak bebas seiring tawamu, tidak ada seindah tawamu hanya rembulan. Tak ada selembut sikapmu hanya lautan. Tak tergantikan walau kita tak saling menyapa, akhirnya aku lihat lagi dan aku temui”.
Ketua STIKES Buleleng DR Ns Sundayana pun tidak kalah girang dan senangnya dengan prestasi para mahasiswanya. Selain ucapan terima kasih dengan senyum khasnya, sekaligus mensugesti para awak lembaganya, Dr, Sundayana selalu menyelipkan kata bangga dengan dedikasi, prestasi yang penuh dengan humanitis agar lembaga STIKES Buleleng terus menjadi harapan dan menjawab keinginan masyarkat serta ikut serta mensupport pembangunan di daerah Den Bukit Buleleng khususnya di bidang kesehatan.
Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng