FENOMENA: KULKUL PAJENENGAN PURI AGUNG KLUNGKUNG BERSUARA, PERTANDA APAKAH INI?
SEMARAPURA-JARRAKPOSBALI.COM – Masyarakat Bali dikejutkan oleh berita via medsos yang mengatakan bahwa pada pukul 20.20 wita bertepatan dengan Hari Pangerupukan Kulkul (Kentongan) Pajenengan Puri Klungkung bersuara tanpa ada yang memukul.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Ngurah Dibia, salah satu anggota group WA sembari mengirim schreenshoot dari FB atas nama Agus Triada yang membenarkan hal itu, bahkan dia sendiri juga mendengarnya secara langsung.
Menurut cerita dari para orang tua Bali, ini bertanda tidak baik di mana akan terjadi suatu peristiwa ataupun bencana. Dan biasanya untuk mengantisipasi terjadinya malapetaka, bencana, wabah penyakit atau hal yang tidak baik, Penglingsir (sesepuh) Puri dan Jro Mangku di sana mengumpulkan warga dan mengadakan rapat darurat mengenai pawisik yang diterima Jro Mangku dan menentukan langkah-langkah apa serta upacara yadnya apa yang harus dilaksanakan demi keselamatan alam beserta isinya.
Namun mengingat situasi saat ini Bangsa Indonesia sedang memerangi wabah Covid 19 yang salah satunya diberlakukan Social Distancing, jadinya belum bisa merapatkan warga.
Agus Triada menghimbau agar semua masyarakat setata eling ring Hyang Widhi (selalu ingat kepada Tuhan) dan membuat banten (sesajen) Nasi Wong-Wongan Barak beralaskan ujung daun pisang dan disetiap sudutnya diisi pedas (sambal Bali), Nasi Kepelan Barak, Segehan Barak, daun pandan berduri 3 ujung diikat dengan benang tridatu.
Dan sesuai tradisi beberapa desa di Bali, daun pandan tersebut di isi tapak dara (tanda tambah dari kapur sirih) sebagai simbol Swastika dan ada tambahan bawang merah,bawang putih dan cabe merah ditusuk seperti bikin sate. Banten atau sesajen tersebut dihaturkan di depan pintu masuk rumah.
Persembahan ini telah diterapkan oleh sebagian kecil masyarakat yang sudah mendapatkan informasi ini,karena saat Nyepi internat tidak aktif, sehingga akses informasinya belum bisa menyasar secara menyeluruh di samping itu pemberitahuan secara resmi belum turun dari pihak PHDI mengingat sampai berita ini ditulis belum diadakan parum.Namun dengan persembahan tersebut kita berharap luput kita bisa luput dari berbagai bencana,wabah penyakit,ataupun dari hal-hal lain yang tentunya tidak kita inginkan.
Penulis: Bratayasa
Editor: Francelino