Denpasar

Gubernur Koster Apresiasi Langkah PT Hatten Bali Tbk Peduli Atas Lingkungan Bali

Tindakan Kolektif Diperlukan untuk Tangani Sampah dan Energi Terbarukan

jarrakposbali.com, DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster memberikan apresiasi terhadap PT Hatten Bali Tbk atas kepeduliannya terhadap lingkungan Bali. Langkah ini diwujudkan melalui penandatanganan kerja sama dengan PT Nusa Solar, Komunitas MaluDong, dan PT Bersih Dari Sampah, yang berkomitmen untuk menyelesaikan masalah sampah dan memanfaatkan energi baru terbarukan.

Wayan Koster, menegaskan komitmennya untuk mempercepat program kebersihan dan penggunaan energi terbarukan di Bali. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang baru saja diluncurkan, yakni SE Nomor 9 tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah, yang salah satunya mengatur pelarangan peredaran air minum kemasan di bawah satu liter. Koster bertekad untuk segera menuntaskan berbagai program ini, mengingat pada periode sebelumnya banyak program yang terhambat oleh pandemi Covid-19.

“Periode ini akan saya kebut, baik penanganan sampah dari hulu dan hilir, pengolahan sampah berbasis sumber, pelarangan penggunaan bahan plastik, hingga penggunaan energi baru terbarukan. Periode pertama terhalang pandemi Covid-19 sehingga program-program tersebut tidak berjalan maksimal padahal sudah dicanangkan, maka periode ini saya akan kebut,” tegas  Koster.

Tak hanya itu,  Koster menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur dalam menerapkan pelarangan penjualan minuman kemasan di bawah satu liter, meskipun ada protes dari sejumlah perusahaan. Menurutnya, langkah ini penting untuk mengatasi masalah sampah, dan dia menilai tidak adil jika perusahaan terus mendapatkan keuntungan tanpa berkontribusi pada solusi sampah yang ada.

“Tidak adil rasanya jika mereka terus mengeruk keuntungan dengan menjual minuman tanpa memberikan solusi sampah ke depannya, namun kita yang membereskan, komunitas MaluDong yang sibuk padahal mereka tidak dibayar. Persepsi seperti ini harus diluruskan,” jelas Koster.

Koster menargetkan program pelarangan penjualan minuman kemasan di bawah satu liter akan berhasil dalam waktu dua tahun. Ia menegaskan bahwa pada Desember 2025, semua produsen harus sudah menyelesaikan distribusi minuman kemasan tersebut, dan pada Januari 2026, minuman kemasan di bawah satu liter tidak lagi beredar di Bali. Koster memastikan akan memantau secara langsung keberhasilan program ini.

“Desember 2025 produsen sudah harus selesai mendistribusikan minuman kemasan di bawah satu liter, Januari 2026 sudah tidak ada minuman itu beredar dan dalam kurun waktu dua tahun semua sudah beres,” terang Koster.

Koster mendorong penggunaan energi baru terbarukan di Bali sebagai langkah untuk menciptakan pulau yang ramah lingkungan. Ia berharap Bali bisa mandiri dalam hal energi dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar. Koster juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan, yang akan berdampak positif bagi pariwisata dan perekonomian Bali.

“Semua usaha ini dilakukan agar Bali benar-benar menjadi bersih dan nyaman. Bali sebagai destinasi wisata dunia selalu menjadi sorotan. Setidaknya dengan lingkungan yang bersih dan nyaman membuat wisatawan semakin banyak datang ke Bali dan perekonomian Bali lebih baik lagi. Jadi komitmen ini memerlukan tindakan bersama, bukan hanya tugas pemerintah saja,” kata Koster.

Presiden PT Hatten Bali Tbk, Ida Bagus Rai Budiarsa, mengungkapkan bahwa masalah sampah di Bali menjadi perhatian serius, bahkan sempat disorot oleh media asing yang menyebut Bali tidak layak dikunjungi pada tahun 2024. Untuk itu, PT Hatten Bali Tbk berkomitmen menjaga kebersihan lingkungan dengan mengolah sampah organik melalui Teba Modern dan bekerja sama dengan PT Bersih Dari Sampah untuk sampah residu. Budiarsa berharap perusahaan tidak membawa sampah ke TPA dan dapat menyelesaikan seluruh sampah yang dihasilkan.

“Harapan kami PT Hatten Bali Tbk tidak membawa sampah ke TPA, kami selesaikan semua sampah kami,” tegas Ida Bagus Rai Budiarsa.

Founder Komunitas MaluDong, Komang Sudiarsa, mengungkapkan bahwa sejak berdiri pada tahun 2009, masalah sampah di Bali masih sulit diatasi, terutama dalam hal edukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengolah sampah dengan benar. Komunitas MaluDong terus berupaya mengedukasi masyarakat, terutama anak-anak sekolah, tentang pentingnya menjaga lingkungan. Sudiarsa berharap dukungan dari Gubernur Bali untuk terus semangat dalam menjalankan program edukasi ini.

“Untuk itu kami sangat perlu support dari Bapak Gubernur sehingga kami tetap semangat mengedukasi, karena masih banyak pekerjaan dan sekolah-sekolah yang harus kami edukasi,” ungkap Komang Sudiarsa.

Perwakilan PT Bersih Dari Sampah, AA Dewi Andayani, menegaskan komitmen perusahaan dalam mengelola sampah secara berkelanjutan melalui pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) dan pengolahan sampah residu yang ramah lingkungan.

Dengan solusi pemilahan sampah yang konsisten, Andayani percaya hal ini akan membantu menyelamatkan alam Bali. Ia pun mengingatkan pentingnya komitmen dan kesadaran bersama dari seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Bali.(jpbali).

Editor : Putu Gede Sudiatmika.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button