Kembali ke Masyarakat, Ini Sebenarnya yang Terjadi dengan I Putu Sudiartana
DENPASAR, jarrakposbali.com | CEO Jarrak Media Group I Putu Sudiartana, akhirnya kembali ke Bali. Memulai lembaran baru dan fokus menjembatani aspirasi masyarakat melalui media dan LSM, serta mengawal program dan kebijakan pemerintah.
Putu Sudiartana kembali ke tanah kelahirannya sebulan lalu, setelah diasingkan selama enam tahun karena terjerat persoalan hukum. Namun itu tidak membuatnya keder, dia justru langsung turun menemui sahabat-sahabatnya dan tokoh-tokoh masyarakat Bali untuk menyampaikan permohonan maaf atas kegagalan dirinya menjadi wakil rakyat di Senayan.
Secara mengejutkan, dari sederet tokoh masyarakat, termasuk beberapa kepala daerah di Bali yang ditemuinya, ternyata Sudiartana masih dianggap tokoh dan masyarakat Bali masih mengharapkan sosok Liong, demikian panggilan akrabnya untuk menjadi fasilitator aspirasi mereka ke pusat.
Mengingat, kemampuan lobi politik mantan anggota Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat ini tidak perlu di ragukan lagi, meskipun hanya sempat mejabat sebagai pejabat negara sekitar tiga tahun, mulai 10 oktober 2014 hingga tahun 2017, Sudiartana dianggap masih memeliki taring dan nyali untuk menjembatani aspirasi masyarakat Bali.
“Beliau putra Bali yang hebat, pemikirannya cemerlang, peka terhadap rakyat. Saya percaya beliau masih bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat Bali dari kalangan bawah di pusat,” ujar I Wayan Nasib, mantan gurunya sewaktu SMP dan SMA, beberapa waktu lalu.
Hal senada juga disampaikan oleh Sutrisno, salah seorang tokoh masyarakat Badung yang juga sahabatnya. Dia menilai apa yang dialami oleh Sudiartana adalah hanya bagian kecil dari dinamika politik yang penuh intrik untuk rebut kekuasaan.
Dia menilai Sudiartana hanya korban dari intrik politik yang menggelitik, penuh intrik dan mencekik tak segan-segan mencubit demi kekuasaan sesaat. Sutrino yakin Sudiartana setelah kembali ke Masyarakat tetap mampu menjembatani bahkan memperjuangkan masyarakat Bali dan berjuang untuk kemajuan Bali.
Sementara itu, Sudiartana yang berasal dari Bongkasa yang juga menjabat Pembina BPI KPNPA RI dan Dewan Kebijakan LSM Jarrak Pusat, tak henti-hentinya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bali, baik yang dulunya mendukung dan memilih dia menjadi anggota DPR RI maupun yang tidak memberikan pilihannya, atas kegagalannya menjadi wakil rakyat Bali.
Namun demikian, Sudiartana mengaku tetap komit untuk memperjuangan aspirasi masyarakat sekaligus mengawal program dan kebijakan pemerintah dari jalur media dan LSM karena dia Lima tahun kedepan tidak akan terjun ke kancah politik lagi ataupun mencalonkan diri.
Sudiartana menjelaskan persoalan hukum yang dihadapinya, bukanlah merampas ataupun memakan uang negara atau uang rakyat, melainkan hanya salah menerima pemberian makan, minum dan dibayarin main golf dari pengusaha. Sudiartana hanya terjebak kasus suap atau gratifikasi dan sebagai pejabat negara itu melanggar hukum.
“Ini kesalahan saya sebagai pejabat negara. Saya tidak berpikir panjang, ternyata pemberian itu jadi petaka dan saya harus menunda memperjuangkan masyarakat karena menjalani proses hukum,” terangnya.
Namun demikian, dia mengaku menerima proses hukum tersebut dengan baik tanpa melakukan perlawanan dalam bentuk apapun. Proses hukum itu dia hadapi sebagai proses hidup menuju kematangan, sehingga lebih maksimal memperjuangkan aspirasi masyarakat ke depannya melalui media.(dewa darmada)