BeritaDaerahDenpasarLingkungan Hidup

Gubernur Koster Sampaikan Permasalahan Lingkungan di Bali

Menteri AHY Siap Kawal Persoalan Sampah, Kemacetan, dan Tata Ruang

jarrakposbali.com, DENPASAR – Suara debur ombak di pesisir Batu Lumbang berpadu dengan riuh aktivitas warga dan relawan yang ikut membersihkan kawasan mangrove. Di tengah suasana itu, Gubernur Bali Wayan Koster dan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdiri berdampingan, menunjukkan keseriusan pemerintah pusat dan daerah dalam menata kembali wajah lingkungan Bali yang kian tertekan oleh pariwisata dan urbanisasi.

Gubernur Bali I Wayan Koster

Gubernur Bali Wayan Koster mengakui bahwa permasalahan lingkungan, khususnya sampah, telah lama menjadi tantangan bagi Pulau Dewata. Gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung menjadi simbol dari persoalan yang belum tuntas.

“Selama ini sampah hanya ditumpuk, diangkut, dan dibuang, sehingga menimbulkan gunungan sampah seperti di Suwung,” ujar Koster.

Koster menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah menjalankan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS), mulai dari tingkat rumah tangga hingga desa adat. Program ini bertujuan agar setiap warga menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton dalam menjaga kebersihan dan keseimbangan alam.

“Khusus untuk daerah perkotaan dan kawasan industri pariwisata, kami mendapat arahan dari Pemerintah Pusat untuk memanfaatkan teknologi dalam mengolah sampah menjadi energi,” jelasnya.

Selain persoalan sampah, Gubernur Koster juga menyoroti masalah kemacetan yang kian sering terjadi di kawasan pariwisata. Ia berharap dukungan dari pemerintah pusat agar Bali tidak hanya indah secara budaya, tetapi juga tertata secara infrastruktur.

“Kami mohon dukungan Bapak Menko untuk mendorong pengembangan infrastruktur di Bali, terutama untuk mendukung sektor pariwisata yang berkelanjutan,” tutur Koster.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah Pemprov Bali dalam mengatasi masalah lingkungan. Ia menegaskan bahwa Bali bukan hanya ikon pariwisata Indonesia, tetapi juga wajah Indonesia di mata dunia.

“Terima kasih, Bapak Gubernur, yang sudah datang ke Jakarta untuk menyampaikan tiga isu utama di Bali, yaitu tata ruang, kemacetan, dan sampah,” ujar AHY.

Menurut AHY, penataan ruang yang diabaikan dapat berakibat fatal. Banjir yang sempat melanda beberapa wilayah di Bali menjadi peringatan akan pentingnya tata kelola ruang yang disiplin. Ia juga menyoroti paradoks antara pariwisata dan kelestarian lingkungan.

“Ada paradoks yang terjadi. Semakin banyak wisatawan memang membawa manfaat ekonomi, tapi kita tidak boleh membiarkan eksploitasi terhadap Bali atas nama pariwisata,” tegasnya.

AHY menilai bahwa pengelolaan sampah harus dilakukan secara menyeluruh, dari hulu ke hilir. Ia memastikan pemerintah pusat siap bekerja sama dengan Pemprov Bali untuk menciptakan sistem yang permanen dan berkelanjutan.

“Kita harus menyiapkan solusi yang permanen dan berkelanjutan agar Bali tidak lagi dibayangi oleh persoalan yang sama setiap tahun,” ungkap AHY.

Suasana di mangrove Batu Lumbang pagi itu menjadi saksi nyata kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga alam Bali. Di balik senyum para relawan yang memungut sampah, tersimpan harapan besar agar Pulau Dewata tetap lestari bukan hanya untuk wisatawan, tetapi juga untuk generasi Bali yang akan datang.(JpBali).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button