BeritaDenpasarPariwisata

Bali Masuk Daftar Destinasi Tak Layak Dikunjungi 2025

I Dewa Gede Wisnu Arimbawa: Bukan Boikot, Tapi Langkah Mengakui Masalah untuk Solusi

DENPASAR,jarrakposbali.com I Situs panduan perjalanan ternama, Fodor’s, baru-baru ini merilis daftar 15 destinasi wisata dunia yang dinilai “tidak layak dikunjungi” pada 2025.

Mengejutkan, Bali berada di puncak daftar ini. Disebut sebagai “No List,” daftar ini bukan bertujuan memboikot, melainkan mengajak perhatian dunia pada isu yang dihadapi destinasi populer, seperti masalah lingkungan, overturisme, dan pelestarian budaya.

Keputusan ini memicu perbincangan luas, baik di dalam maupun luar negeri, tentang bagaimana pariwisata Bali perlu diarahkan agar lebih berkelanjutan.

Menurut I Dewa Gede Wisnu Arimbawa, seorang praktisi pariwisata Bali, kritik terhadap Bali sebagai salah satu destinasi dalam “No List 2025” seharusnya menjadi momentum untuk introspeksi mendalam. Bali, dengan nama besarnya sebagai destinasi kelas dunia, tidak boleh lengah dalam menghadapi tantangan yang muncul.

Ia menegaskan bahwa masyarakat Bali, khususnya para pelaku pariwisata, perlu meningkatkan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) agar mampu beradaptasi dengan perubahan global sekaligus menjaga kualitas pelayanan pariwisata.

“Nama besar Bali harus menjadi motivasi untuk terus maju, bukan alasan untuk merasa nyaman dengan kondisi saat ini,” ujarnya, Sabtu (23/11/2024).

Dengan menanamkan semangat inovasi dan kepedulian terhadap keberlanjutan, Bali dapat mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan yang tidak hanya menarik secara budaya, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

I Dewa Gede Wisnu Arimbawa juga menyoroti pentingnya peran generasi muda Bali dalam membangun kembali kualitas pariwisata yang berdaya saing. Ia mendorong anak-anak muda yang telah menyelesaikan studinya di berbagai disiplin ilmu untuk mengaplikasikan keahlian mereka sesuai dengan bidang masing-masing.

“Anak muda Bali harus mampu memberikan nilai tambah dan menciptakan solusi inovatif di bidangnya, sehingga memiliki daya tawar tinggi dalam mendukung keberlanjutan pariwisata,” tegasnya.

Dengan sinergi antara semangat profesionalisme generasi muda dan pelestarian budaya lokal, Bali dapat terus maju tanpa kehilangan identitasnya.

I Dewa Gede Wisnu Arimbawa juga mengungkapkan harapannya agar anak muda Bali yang bekerja di luar daerah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggali ilmu sebanyak mungkin, termasuk dalam hal manajemen keuangan. Menurutnya, kemampuan mengelola keuangan dengan baik akan menjadi bekal penting ketika mereka kembali ke Bali.

“Anak muda Bali yang kembali membawa ilmu dan pengalaman diharapkan mampu menciptakan bidang usaha sesuai keahlian mereka. Ini tidak hanya membantu pengembangan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat kebanggaan kita terhadap Bali,” ujarnya.

Ia menutup dengan optimisme, bahwa kolaborasi antara semangat anak muda, pelestarian budaya, dan inovasi dapat membawa Bali ke masa depan yang lebih gemilang. “Bali adalah tanggung jawab kita bersama, mari kita jaga dan kembangkan untuk generasi mendatang.” (jpbali).

Editor : Putu Gede Sudiatmika.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button