BeritaBulelengDaerahPariwisata
Trending

Dispar Buleleng Luncurkan Singaraja City Tour

SINGARAJA, Jarrak Pos Bali – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng meluncurkan paket wisata edukasi.

Paket wisata itu bertajuk “Singaraja City Tour” atau disingkat SCT.

Peluncuran SCT ini merupakan upaya mengenalkan nilai sejarah Kota Singaraja dari zaman kerajaan, kolonial dan kemerdekaan.

Adapun starting point SCT ini yaitu Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno dan Pelabuhan Tua Buleleng.

Sebagai langkah awal, SCT akan dilaksanakan pada tanggal 29 dan 31 Maret 2022.

Pelaksanaan ditanggal tersebut selain sebagai dimulainya paket wisata sejarah Kota Singaraja, juga sebagai kado dalam rangka HUT Kota Singaraja ke-418 tahun.

[irp]

Singaraja City Tour Awal Tidak Dipungut Biaya

Untuk sementara, paket wisata edukasi ini tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis.

Namun untuk mengikuti SCT ini, para wisatawan diharapkan untuk mendaftarkan diri melalui formulir digital.

Untuk armada yang digunakan, Dispar Buleleng menyebutkan akan menggunakan bus sekolah dari Dinas Perhubungan Buleleng.

Selain itu ada juga bus buggy yang merupakan bantuan dari PHRI Buleleng.

“Ini sifatnya gratis saat launching, jadi tidak mendapat snack dan makan siang,” tegas Gede Dody Sukma Oktiva Askara, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng; hari Kamis, 24 Maret 2022.

[irp]

Saat Ini Sasar Wisatawan Domestik

Dilanjutkan lagi, bahwa kedepannya pihak Dispar Buleleng akan mengkaji pengelolaan SCT yang akan menggandeng BUMD atau OPD.

”Hal ini akan disesuaikan berdasarkan regulasi yang ada agar tidak salah dalam penerapannya, karena sifatnya sosial bisnis,” jelasnya.

Gede Dody Sukma Oktiva Askara juga mengatakan bahwasanya sasaran wisatawan saat ini adalah yang yang berasal dari domestik.

Hal ini dilakukan karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Adapun sasaran SCT adalah wisatawan domestik khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa.

Karena SCT sebagai wisata edukasi yang memiliki daya tarik cerita terangkai dan tidak terlepas satu sama lain.

”Jika kondisi telah normal, sesuai kajian, segmennya tetap wisata Eropa, karena Singaraja banyak bangunan-bangunan heritage zaman dahulu,” jelas Gede Dody Sukma Oktiva Askara.

“Kita harus angkat sebagai daya tarik wisata yang tidak dimiliki oleh daerah lain,” pungkas Kepala Dispar Buleleng itu. (fJr/JP)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button