SINGARAJA-JARRAKPOSBALI.COM – Ternyata Pemkab Buleleng melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Buleleng cukup tanggap terhadap kualitas beras jatah yang ditolak masyatakat Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, yang sedang menjalani karantina selama 14 hari.
Begitu mendapat informasi bahwa kualitas beras yang dikirim ke Bondalem kurang baik dan ditolak masyarakat, GTPP COVID-19 Kabupaten Buleleng langsung melakukan koordinasi dengan Bulog.
Bukan hanya koordinasi dengan Bulog, tetap GTPP COVID-19 Buleleng pun langsung memberikan penjelasan kepada publik agar masalah ini tidak menjadi bola liar yang bakal dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk memperkeruh situasi.
“Nah, mungkin karena jumlahnya banyak sehingga ada yang tidak terawasi dengan baik. Tadi ada beberapa warga yang mengembalikan,” ungkap Sekretaris Tim GTPP COVID-19 Kabupaten Bulelen, Drs Gede Suyasa, M.Pd, dalam video conference dengan wartawan di ruang kerjanya, Rabu (6/5/2020) sore.
Suyasa mengakui bahwa ketika diambil sampel berasnya dan dilakukan analisa ternyata sampel beras itu bagus. Namun sampai masyarakat ternyata ada fakta lain sehingga pihaknya harus melakukan koordinasi dengan Bulog.
“Karena ketika sampel beras dianalisa, bagus yang sampelnya. Tetapi, ternyata ketika di lapangan ada beberapa yang memang tidak sesuai. Nah ini dari Bulog sudah dikoordinasikan oleh Dissos. Dan Bulog sudah menyampaikan permohonan maaf dan akan mengganti semuanya,” beber Suyasa yang juga Sekkab Buleleng itu.
Dikatakan Suyasa bahwa kemarin dirinya juga sudah mewanti-wanti kepada BUMDes dan Satgas Gotong Royong Desa bahwa apabila ditemukan beras yang kualitasnya tidak layak untuk dikonsumsi maka sebaiknya jangan dibagikan kepada masyarakat.
“Saya pun sudah dari kemarin malam mengingatkan jika ada yang rusak jangan dibagikan. Kita akan berikan penggantinya yang lebih baik,” tandas Suyasa.
Ia meyakinkan masyarakat Bondalem bahwa toh ditemukan ada beras yang kualitasnya kurang bagus, itu bukan kesengajaan dari Tim GTPP dan Pemkab Buleleng tetapi itu dari Bulog. Maka itu Suyasa memohon kepada masyarakat Bondalem agar segera mengembalikan beras yang tidak layak dikonsumsi itu dan akan diganti dengan beras kualitas baik.
“Jadi kalau ada yang rusak jangan dikonsumsi, tolong dikembalikan saja dan kami jaminkan selama 14 hari jatah berasnya tidak akan terkurangi. Kita akan ganti dengan beras yang lebih baik,” janji Suyasa.
Dia juga menyebutkan bahwa Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana juga menegaskan bahwa akan mengganti beras yang dinilai tidak layak dikonsumsi itu.
“Tapi Pak Bupati juga menegaskan, sekiranya dari Bulog berasnya tetap tidak standarisasi diterima oleh masyarakat, maka kita dari dana BTT akan memberikan sesuai dengan kemampuan kita untuk penyediaan beras yang bisa dikonsumsi dengan baik,” paparnya.
“Tapi kita berharap Bulog akan melakukan perubahan, koreks,i pergantian terhadap beras-beras yang dianggap oleh masyarakat tidak layak dikonsumsi,” pungkas Sekkab Suyasa.
Penulis: Francelino
Editor: Jering Buleleng