Mantap…! Rutan Gianyar Kedepankan Program Pembinaan Rohani dan Kemandirian WBP

GIANYAR, jarrakposbali.com ! Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Gianyar, memiliki luas 4600 m, dengan kapasitas hunian sebanyak 44 orang. Namun saat ini justru dihuni oleh 156 warga binaan, baik tahanan maupun napi, 19 orang diantaranya napi wanita.
Karutan Giayar Muhammad Bahrun dikonfirmasi jarrakposbali.com di ruang kerjanya membenarkan saat ini Rutan Gianyar mengalami over kapasitas. Menurutnya, hampir semua Rutan dan Lapas di Bali mengalami over kapasitas.
“Jika dilihat dari tindak pidananya, sebagian besar adalah kasus narkoba. Ini tantangan bagi kami untuk melakukan pembinaan,” terangnya, Selasa (10/5/2022)
Namun demikian pihaknya mengaku tetap berupaya maksimal untuk melakukan pengawasan dan pembinaan kepada para WBP yang sedang menjalani pembinaan di Rutan Gianyar.
Pembinaan-pembinaan terhadap WBP menurut Karutan Gianyar, meliputi pembinaan mental dan rohani serta pembinaan kemandirian. Tentunya dalam upaya program pembinaan ini, pihak Rutan bekerjasama dengan stikeholder yang ada.
“Untuk pembinaan mental dan rohani, kami bekerjasama dengan Kementerian Agama dan dari Yayasan, baik Yayasan dari Kristen mapun Islam,” ujarnya.
Pembinaan mental dan rohani ini bertujuan untuk membina mental dan ketaqwaan para WBP, sehingga nantinya saat kembali ke masyarakat bisa menjadi yang lebih baik dan tidak mengulangi perbuatan melanggar hukum.
Sementara untuk program pembinaan ketrampilan atau kemandirian, pihak Rutan Gianyar dibantu beberapa kompenen masyarakat dari luar lingkungan Rutan yang perduli terhadap Rutan dan warga binaan.
Program kemandirian tersebut meliputi, pelatihan kerajinan dari koran bekas, rajutan bagi WBP wanita, keterampilan las dan lainnya.

“Nantinya kami mengharapkan dengan pelatihan keterampilan ini, bisa diterapkan di masyarakat setelah mereka kembali ke masyarakat. Sehingga mereka tidak lagi mengulangi tidak pidana dan tentunya mereka punya penghasilan,” tutur Muhammad Bahrun.
Untuk pembinaan atau pelatihan kemandirian ini menurutnya, pihaknya menemui kendala tempat karena Rutan Gianyar tidak begiu luas. Namun meskipun menemui kendala tempat, program pembinaan kemandirian tetap berjalan.
Pihaknya juga mengharapkan kepedulian masyarakat untuk ikut bersama-sama membina para WBP dengan keterampilan, sehingga nantinya mereka kembali ke masyarakat memiliki keterampilan.
Karutan Gianyar juga mengatakan, pihaknya telah menjalin kemitraan dengan sejumlah media, untuk mensosialisasikan keadaan Rutan dan warga binaan termasuk program pembinaan ke masyarakat luas.
Langkah ini menurut Muhammad Bahrun penting dilakukan untuk menghilangkan kesan angker penjara yang selama ini ada di masyarakat. Dengan publikasi positif dari media dia berharap pradigma masyarakat tentang Rutan perlahan berubah.
“Selama ini pradikma di masyarakat Rutan atau Lapas itu kan penjara, kejam dan keras. Padahal sebenarnya tidak, Rutan dan Lapas sebenarnya lembaga pendidikan. Mendidik mereka-mereka yang salah arah agar menjadi benar,” tutupnya.(dewa darmada)



