BeritaBulelengDaerahKeagamaan
Trending

Setelah 10 Tahun, PHDI Buleleng Kembali Gelar Dharma Shanti

Dalam Rangka Hari Suci Nyepi dan Tahun Baru Caka

SINGARAJA, jarrakposbali.com – Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng kembali menggelar dharma shanti setelah sepuluh tahun.

Kegiatan dharma shanti ini berlangsung pada hari Jumat, 31 Maret 2023 pagi di Pasraman Pura Wisnu Amertha, Desa Tegallenga, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.

Ketua Panitia, Ketut Wijana; menjelaskan ajang silaturahmi pasca hari suci Nyepi 1945, atas kerja sama dengan Ida Bhujangga Rsi Waisnawa Kemenuh dari Gria Tisning Wangining Temukus di Kecamatan Banjar.

Dharma shanti ini mengambil tema nasional yakni ‘Melalui Dharma Shanti Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1945 mewujudkan toleransi, kedamaian, dan kebangkitan umat beragama untuk mensukseskan Pemilu 2024’.

Wijana menjelaskan bahwa tujuan berlangsungnya dharma shanti sebagai bentuk nyata pengamalan Pancasila dan UUD 1945.

“Mampu mengimplementasikan ajaran panca sradha dan menumbuh kembangkan tingkat toleransi antar umat beragama,” terangnya.

Sementara itu, Ketua PHDI Kabupaten Buleleng, Gede Made Metera; menjelaskan bahwa dari perspektif agama, maka semua doa umat Hindu adalah doa untuk alam semesta, bukan hanya untuk warga Hindu saja.

Berkaitan dengan hari suci Nyepi, Metera menyebutkan ada dua kegiatan yang dilakukan yakni ritual untuk hari suci Nyepi.

Sedangkan rangkaian sipeng dan ngembak geni serta dharma santi adalah peringatan tahun baru caka.

“Semoga ini dipahami agar tidak ada lagi perbedaan pendapat bahwa Nyepi semata-mata perayaan Nyepi tidak perayaan tahun baru Caka,” harapnya.

“Semoga kita bisa memahami Nyepi juga perayaan tahun baru caka karena itu penghormatan terhadap toleransi kebangkitan dan kerukunan melalui dharma shanti terwujud,” tambahnya.

Ajak PHDI Buleleng konsisten

Bersamaan dengan itu, Pj Bupati Buleleng dalam sambutannya mengajak PHDI Buleleng untuk konsisten dan berkomitmen mengajegkan Bali melalui kegiatan keagamaan.

Sehingga generasi muda akan senantiasa berfikir, berkata, dan berbuat dengan baik.

Pada peringatan Nyepi tahun ini, menurut Lihadnyana, merupakan momentum untuk introspeksi dan menata kembali perilaku umat dalam membangun keharmnonisan.

Sehingga akan memberikan vibrasi positif bagi umat bukan saja bagi Hindu tapi juga seluruh umat khususnya di Buleleng, serta Bali dan dunia pada umumnya.

“PHDI harus memiliki komitmen kuat dengan terus melakukan pembinaan kepada generasi muda tentang pentingnya harmonisasi dalam membangun kerukunan umat beragama,” ungkapnya diwakili Kepala Dinas Kebudayaan, Nyoman Wisandika.

Kegiatan ini terbagi menjadi dua yakni dharma shanti dan dharma tula, dengan moderator yakni Gede Sukrawada.

Pada narasumber yang tampil antara lain Ketua PHDI Buleleng, Dr. Drs. I Gde Made Metera, M.Si., dengan materi sejarah tahun caka hubungannya dengan tawur kesanga dalam perayaan Nyepi.

Lalu Ida Dharma Upapati, Ida Pandita Dharma Mukti Sida Kerti dari Griya Amla Bhuana Sari Desa Tukadmungga dengan materi ageman dan sesana pandita/sulinggih.

Kemudian Ida Bhujangga Rsi Waisnawa Kemenuh dari Griya Taman Wanginin Desa Temukus dengan materi implementasi weda dalam tatanan upacara dan upakara.

Serta perwakilan Kemenag Kab. Buleleng, Drs. Made Pasek; dengan materi modernisasi beragama dalam membina kerukunan umat beragama dan antar umat beragama. (fJr/JP)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button