
SINGARAJA, Jarrak Pos Bali – Masyarakat Buleleng dihibur dengan gerak jalan kocak dan kreatif dalam rangka HUT RI ke-77.
Sebanyak 15 regu gerak jalan kocak tampil menghibur masyarakat Kabupaten Buleleng pada hari Kamis, 11 Agustus 2022.
Mengambil start di depan Lapangan Ngurah Rai (Taman Kota Singaraja), peserta merupakan perwakilan dari SMA/SMK, perguruan tinggi, instansi pemerintahan, serta komunitas di Buleleng.
Masing-masing regu diberikan waktu selama enam menit untuk menampilkan atraksi serta ide kreatif mereka untuk menghibur penonton.
Mereka juga diberi kebebasan untuk memilih tema dan skenario penampilan serta balutan busana yang akan mereka pertontonkan.
15 regu gerak jalan kocak lalu beraktraksi sebanyak tiga kali yakni di depan Gedung Kwarcab Pramuka Buleleng, dan di Ex-Pelabuhan Buleleng.
Regu dari Yayasan Werdha Sejahtera menjadi yang pertama beratraksi, sedangkan Yowana Foursma (SMAN 4 Singaraja) menjadi regu terakhir yang tampil.

Masyarakat menantikan Wargas
Hingga akhir penampilan regu terakhir, sejumlah masyarakat mempertanyakan absennya Komunitas Waria dan Gay Singaraja (Wargas).
Ketua Panitia Lomba, Putu Nova Anita Putra; mengatakan, seluruh persiapan lomba gerak jalan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, termasuk informasi persyaratan yang harus dipenuhi peserta.
Khusus untuk Wargas, juga sudah sempat berkoordinasi kepada panitia pada H-5 penutupan pendaftaran, namun hingga waktu berakhir Wargas tidak mendaftarkan diri.
“Mereka sempat datang berkomunikasi menanyakan persyaratan termasuk soal wajib vaksinasi. Kami sudah sangat terbuka sejak saat itu,” ujar Nova.
“Bahwasanya kita menekankan akan memfasilitasi vaksinasi bagi anggota regu yang belum,” lanjut Ketua Panitia Lomba Gerak Jalan itu.
“Kami persilahkan mengumpulkan teman Wargas nanti kami antar ke tempat vaksinasi atau mendatangkan tim vaksin ke tempat mereka, tetapi sampai batas akhir mereka tidak mendaftarkan diri,” tambahnya.
Berharap dapat lebih meriah
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana; yang juga menyaksikan lomba ini merasa bangga dengan kreativitas peserta.
Ia pun berharap agar kedepannya setelah Pandemi Covid-19 berlalu, jumlah peserta lomba gerak jalan kocak bisa lebih banyak.
“Tahun depan walaupun saya sudah tidak menjabat, lebih banyak peserta yang ikut,” ucapnya.
“Saya rasa gerak jalan kocak ini cukup memberikan hiburan masyarakat Buleleng,” kata Agus Suradnyana.

Kocak dan kreatif jadi penilaian
Di sisi lain, juri Gerak Jalan Kocak dan Kreatif, Made Adnyana; menegaskan yang menjadi instrumen penilaian adalah kreativitas peserta dalam mengeksplorasi gerakan gerak jalan.
Selain itu juga dapat menjadikannya kocak, lucu, dan jenaka.
Ia juga berujar, walaupun tidak bisa membuat penonton tertawa terbahak-bahak, namun minimal bisa membuat penonton tersenyum.
“Yang dieksplorasi baris berbarisnya kemudian dikreasikan agar bisa dibuat kocak. Termasuk kreatifitas kostum juga harus dipikirkan dengan baik,” ujarnya.
“Jangan sampai kostum mewah dan aeng (seram) tetapi tidak berkaitan dengan tema dan tidak membuat dirinya kreatif serta lucu itu akan menjadi tidak berguna,” tutupnya. (fJr/JP)