Untuk Diketahui, Ini Peningkatan PAD di Dua Pemerintahan di Kabupaten Jembrana
JEMBRANA, jarrakposbali.com | Dalam debat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jembrana yang diselenggarakan KPU Jembrana, Sabtu 26 Oktober 2024 malam, terungkap data capean peningkatan PAD Kabupaten Jembrana.
Paalon 02, I Made Kembang Hartawan – Gede Ngurah Patriana Krisna (Bang-Ipat) menyampaikan, lengsernya Winasa dari kursi Bupati meninggalkan APBD Jembrana senilai Rp 25,5 Milyar. Pemerintahan kemudian diganti Artha-Kembang selama 10 tahun (dua preode).
Dalam kurun waktu 10 tahun tersebut, dijelaskan oleh Kembang Hartawan yang pada pemerintahan Artha-Kembang, sebagai wakil Bupati Jembrana, terjadi peningkatan PAD, sehingga dalam 10 tahun APBD meningkat menjadi Rp 140 Milyar.
Dengan data yang disampaikan tersebut, bisa dihitung pemerintahan Artha-Kembang mampu meningkatkan PAD sebesar Rp 114,5 Milyar selama kurun waktu 10 tahun (dua preode).
Sementara, ditanggan Bupati I Nengah Tamba, terjadi peningkatan PAD yang cukup singnifikan, yakni mencapai Rp 221 Milyar hanya dengan kurun waktu 3,5 tahun menjadi Bupati Jembrana.
“Artinya Bupati Tamba mampu menunjukan kerja bagusnya meningkatkan PAD Jembrana sebanyak 81 Milyar rupiah hanya dengan waktu tiga setengah tahun memimpin Kabupaten Jembrana. Belum lagi dipotong covid,” ujar Komang Wiasa, mantan Kepala BPKAD Jembrana, Minggu (27/10/2024).
Menurut Wiasa, bisa dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya yang dalam kurun waktu 10 tahun hanya mampu menaikan PAD sebesar 114,5 Milyar. Berdasarkan data ini menurut Wiasa, Kabupaten Jembrana masuk sebagai daerah termiskin nomer 2 di Bali.
“Bupati Tamba memimpin, APBD menjadi 221 Milyar rupiah selama tiga setengah tahun menjabat. Jika kembali bisa memimpin Jembrana, maka APBD Jembrana lima tahun kedepan angkanya bisa triliunan rupiah, bukan lagi milyaran,” tutur Wiasa.
Angka itu menurut Wiasa oftimis tercapai karena sumber-sumber PAD-nya sudah digagas. Diantaranya, investasi swasta Polo Berkuda di wilayah Kecamatan Melaya, pembangunan sarana pariwisata berkelas dunia di Kecamatan Pekutatan, pelabuhan perikanan di Pengambengan, hingga jalan tol.
“Ini nanti sumber-sumber PAD Jembrana, belum lagi sumber-sumber lainnya. Sudah bisa diprediksi APBD Jembrana lima tahun ke depan menuju satu treliun rupiah. Kabupaten Jembrana menjadi kabupaten terkaya nomer dua setelah Kabupaten Badung,” tegas Wiasa.
Tapi menurut Wiasa, peningkatan APBD tersebut bisa saja hanya mimpi manakala pemerintahan Kabupaten Jembrana kembali dari nol, seperti membeli BBM di SPBU yang wajib dimulai dari nol. Sekarang menurut Wiasa tergantung masyarakat Jembrana apakah mau melanjutkan atau mulai dari nol.(ded)