Atasi Jerawat dengan Kombinasi Ajaib Bahan Alam dari Bunga Gemitir dan Alga Merah

DENPASAR, jarrakposbali.com | Mahasiswa Program Studi Farmasi berinovasi aktif menciptakan obat jerawat dari bahan alam yang memiliki efek samping yang lebih minim dibandingkan dengan obat kimia!
Inovasi ini digagas oleh tim PKM-RE Eucheta dari program studi Farmasi Universitas Udayana yang diketuai oleh Anak Agung Istri Padma Suari yang dibantu oleh beberapa anggota yaitu Ni Komang Triayu Cita Kartini, I Gede Yudistira Perdangga Bandem, dan Kadek Dwi Cipta Hantari. Tim ini dibimbing oleh dosen pendamping yang luar biasa yaitu ibu Dr. rer. nat. Ni Putu Ariantari, S.Farm., M.Farm.
Ketua tim Eucheta, Anak Agung Istri Padma Suari, menerangkan bahwa prevalensi penderita jerawat di Indonesia berada pada kisaran 80-85% pada remaja dengan puncak insiden usia 15-18 tahun, 12% pada wanita dengan usia di atas 25 tahun, serta 3% pada usia 35-44 tahun.
“Prevalensi ini mengalami kenaikan setiap tahunnya,”ujarnya,Minggu (21/7/2024).
“Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah karena adanya infeksi bakteri pada jaringan kulit,”tambahnya.
Dirinya juga menyebutkan sebanyak 30- 50% orang yang terkena jerawat cenderung merasa kurang percaya diri dan mengalami gangguan psikologis karena merasa bahwa kemunculan jerawat dapat mengganggu penampilannya.
Bunga gemitir (Tagates erecta L.) memiliki banyak khasiat karena kandungan senyawa aktifnya. yang dapat memberikan aktivitas antibakteri. Alga merah (Eucheuma spinosum) memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri serta antioksidan.
“Selain itu, alga merah memiliki potensi ekonomis yang tinggi, mengandung vitamin, mineral, serat, natrium, kalium, dan senyawa bioaktif lainnya,”jelasnya.
“Kombinasi kedua bahan tersebut kami formulasikan menjadi krim solid lipid nanorpatikel (SLN),” sambungnya.
Untuk perlu diketahui bahwa bentuk formulasi ini masih jarang ditemukan penggunaanya, terutama dalam krim antijerawat. Adapun alasan dipilihnya bentuk formulasi ini karena SLN memungkinkan adanya peningkatan kinerja farmasetik dari sediaan yang dibuat.
“Selain itu, formulasi SLN juga dapat meningkatkan durasi aksi, memudahkan dalam produksi skala besar, serta meningkatkan bioavailabilitas dan biodegradabilitas obat,” pungkas ketua tim Eucheta, Anak Agung Istri Padma Suari.
Dengan kelebihan yang dimiliki oleh bentuk formulasi ini, diharapkan dapat memberikan aktivitas antibakteri yang maksimal dengan pengobatan berbasis bahan yang tentunya lebih aman dan sehat.
Kegiatan publikasi penelitian ini sedang berjalan, bisa dilihat melalui sosial media instagram PKM @eucheta.pkmre. Tim PKM Eucheta turut mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud ristek melalui direktorat pembelajaran dan kemahasiswaan republik Indonesia, Universitas Udayana khususnya bidang kemahasiswaan, Prodi Farmasi Fakultas MIPA, dosen pembimbing beserta seluruh pihak yang turut menyukseskan PKM ini.(jpbali).
Narasumber : Tim PKM-RE EUCHETA Program Studi Farmasi Universitas Udayana