BeritaDaerahDenpasar

Dihadapan Tim Assessor UNESCO, Gubernur Wayan Koster Paparkan Keunikan Geopark Batur

DENPASAR, jarrakposbali.com | Gubernur Bali, Wayan Koster mengucapkan terima kasih kepada UNESCO yang telah melaksanakan Revalidasi Geopark Batur dan memasukan
Kawasan Batur sebagai Global Geopark. Ucapan terimakasih tersebut disampaikan di Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar, Sabtu (16/7/2022).

Dihadapan Assessor UNESCO Global
Geopark, Nicholas Talbot Powe, Koordinator Strategis Pengembangan Geopark Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),Togu Pardede, Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, dan Kepala Dinas
Ketenagakerjaan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda.

Dalam sambutannya, Gubernur Bali jebolan ITB ini menyampaikan kehadiran Tim Assessor UNESCO Global Geopark untuk memvalidasi
kembali keberadaan global geopark di Batur, Kabupaten Bangli ini merupakan suatu kunjungan yang sangat penting dan berarti bagi Kami di Provinsi Bali.

Karena Revalidasi Geopark Batur sangat sesuai dengan visi pembangunan daerah Bali yaitu, Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang mengandung makna menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali beserta isinya berdasarkan nilai-nilai
kearifan lokal Sad Kerthi, meliputi Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi secara Sakala-Niskala melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Untuk menjaga kelestarian alam Bali, kata Wayan Koster bahwa para Leluhur di Bali telah memberi wejangan tentang tata cara kehidupan masyarakat Bali agar harmonis dengan alam, manusia dan kebudayaannya
yang dituangkan dalam Bhisama Batur Kalawasan.

“Dalam Bhisama ini Kami dipesankan untuk menjaga kelestarian gunung dan laut, serta tidak merusak alam. Kalau Bhisama ini tidak dilaksanakan, akan terkena kutukan,kekurangan bahan makanan dan minuman, terkena berbagai penyakit, dan
bertengkar sesama saudara. Sehingga di dalam hidup itu, manusia harus sejalan seirama dengan alam, hidup yang menghidupi, urip yang menguripi, dan manusia harus menghormati alam, alam ibarat orang tua,” jelasnya.

Khusus mengenai Batur, bahwa ini adalah salah satu kawasan yang sangat unik di Bali karena lokasinya berdampingan dengan Gunung Batur, Danau Batur, dan memiliki Desa Adat tua yang kaya akan keunikan serta
keunggulan Adat Istiadat, Tradisi, Seni Budaya, dan Kearifan Lokalnya yang telah menjadi warisan dari turun temurun secara tradisional.

“Jadi alam manusia dan kebudayaan Bali khususnya di Batur betul-betul sesuatu yang
sangat unik, tumbuh dan hadir disana berkat ciptaan sang pencipta sebagai suatu kawasan yang luar biasa dan tidak bisa dibuat lagi,”imbuhnya.

Karena itu, warisan ini disebutkan oleh Wayan Koster harus betul-betul dipelihara dengan baik. Mengingat saat ini kondisi Danau Batur sudah sangat kotor dan tercemar akibat adanya polusi dan aktivitas pelanggaran
yang mampu menganggu keindahan Gunung dan Danau Batur itu sendiri.

Kemudian sekitar danau juga sudah banyak pemukiman serta pertaniannya yang menggunakan zat kimia.

“Ini harus Kami tata dan berlakukan
kebijakan untuk memproteksi kembali kelestarian Danau Batur secara ketat
dan konsisten. Termasuk juga Gunung Batur harus dijaga, karena sekarang banyak yang mendaki dengan bebas dan telah ada beberapa kejadian yang mengalami kecelakaan, sampai ada yang meninggal. Sehingga dalam tradisi Kami di Bali, jika ada yang meninggal disana, alam itu menjadi tidak suci sehingga harus dibersihkan dengan tata upacara, agar alam tersebut kembali bersih, dan yang melakukan upacara pembersihan itu adalah Desa Adat di kawasan Batur,” ungkapnya.

Mengakhiri sambutannya, Gubernur Bali, Wayan Koster berharap kepada Tim Assessor UNESCO Global Geopark agar hasil penilaian ini semakin memperkuat upaya Kami untuk menjaga kawasan Batur menjadi warisan
budaya yang monumental dan bersejarah dari generasi ke generasi.

“Sekali lagi terimakasih kepada Tim Assessor UNESCO Global Geopark ataskunjunggannya dan mudah – mudahan mendapatkan hasil positif. Kami komitmen penuh untuk melaksanakan arahan kebijakan UNESCO untuk menjaga kawasan Geopark Batur ini dengan baik,” pungkasnya.

Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta dalam laporannya menyebut Batur Unesco Global Geopark (BUGG) adalah Global Geopark Pertama di Indonesia yang diakui oleh UNESCO saat Konferensi Geopark Eropa Eropa
ke 11 di Auroca, Geopark portugal, 20 september 2012.

“Sejak didirikan sebagai bagian dari Global Geopark Network (GGN) pada Tahun 2012,
BUGG terus bertumbuh menjadi salah satu destinasi pariwisata favorit di Bali dengan jumlah pengunjung sebanyak 941.410 pada Tahun 2019 dan pendapatannya mencapai senilai Rp 26 Miliar sebelum pandemi,” ujar
Bupati Sedana Arta.

Tim Assessor UNESCO Global Geopark, Nicholas Talbot Powe dalam sambutannya juga menyampaikan terima kasih atas jamuan dan penerimaan yang mengagumkan dari Gubernur Bali, Bapak Wayan Koster di
tempat yang indah ini.

“Beberapa hari ke depan, Kami akan menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Kami mohon kerjasamanya dengan baik
agar segala hal dapat terorganisir secara baik. Merupakan suatu kebanggaan dan keistimewaan bagi Kami bisa datang di Bali dan melihat langsung Kawasan Geopark Batur di Kabupaten Bangli,” ucap Nicholas
Talbot Powe.

Mengakhiri pertemuan tersebut, Tim Assessor UNESCO Global Geopark, Nicholas Talbot Powe bersama rekannya dibuat bangga oleh jamuan khas Gubernur Bali, Wayan Koster dengan mengajak Tim Assesor UNESCO toast
Arak Tradisional Lokal Bali yang tidak kalah kualitasnya dengan Soju dari Korea, Sake dari Jepang karena pengelolaannya sesuai dengan pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola. (Tude).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button