SINGARAJA, jarrakposbali.com – Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Buleleng mendaftarkan 25 orang caleg ke KPU Buleleng untuk Pemilu 2024.
Pendaftaran caleg Perindo Buleleng ini berlangsung meriah dengan konvoi jalan kaki menuju Kantor KPU Buleleng pada hari Minggu, 14 Mei 2023 pukul 18.00 WITA.
Ketua DPD Partai Perindo Buleleng, Wayan Suyama; mengatakan bahwa partainya hanya mendaftarkan 25 orang caleg untuk Pemilu 2024.
“Hari ini kami mendaftarkan caleg 25 orang, laki-laki 16 orang dan sembilan perempuan,” ujarnya usai pendaftaran caleg.
Dari 25 orang caleg tersebut, Perindo Buleleng sudah mengaku sudah memenuhi syarat keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen.
Bahkan, jajaran 25 orang caleg Perindo Buleleng, kata Suyama, sebagian besar berisikan caleg-caleg dari kaum milenial.
“Kuota perempuan lebih dari 30 persen. Kalau milenial sebagian besar, 60 persen,” ungkap Suyama.
Selain itu, Suyama mengatakan bahwa partai pimpinan Hary Tanoesoedibjo itu akan bertarung di enam dapil dari sembilan dapil yang ada di Kabupaten Buleleng.
Enam dapil itu antara lain dapil Buleleng, dapil Banjar, dapil Seririt, dapil Gerokgak, dapil Sukasada, dan dapil Tejakula.
Terkait dapil yang potensial, Suyama menyebutkan bahwa dapil potensial berada di dapil Seririt lantaran ada nama Gusti Made Kusuma Yasa yang menjadi petahana atau incumbent.
“Yang potensial dapil Seririt karena ada incumbent di sana,” jelas Suyama.
Target realistis
Mengenai target, Suyama mengaku partainya berpikir secara realistis lantaran berkaca pada pengalaman Pemilu 2019 lalu.
Sehingga partai dengan lambang burung garuda itu tidak ingin berspekulasi tentang target, meskipun harapan besarnya membentuk satu fraksi.
“Masalah target itu kami tidak muluk-muluk, kita jalan saja, kita tidak menargetkan. Harapannya begitu (membentuk satu fraksi), tapi kita tidak berani karena pengalaman 2019,” katanya.
Untuk menghadapi pertarungan di pemilu legislatif nanti, Suyama mengungkapkan bahwa ia sudah memiliki strategi masing-masing.
Strategi politiknya itu pun sudah berdasarkan hitungan matematis yang menurut Suyama tidak bisa menjadi makanan publik.
“Tentunya kita punya strategi, yaitu dalam hitung-hitungan. Tapi kan tidak bisa kita sampaikan,” tutupnya .(fJr/JP)