BeritaBulelengDaerahSeni Budaya
Trending

Untuk Milenial, Disbud Buleleng Gelar Lomba Kebudayaan

Juga Kirim Pesan Agar Generasi Milenial Bijak dalam Bermedia Sosial

SINGARAJA, jarrakposbali.com – Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng menggelar lomba bertema kebudayaan yang menyasar generasi milenial. Perlombaan untuk generasi milenial ini dilaksanakan dalam rangka Bulan Bahasa Bali tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2023.

Lomba pada kegiatan yang berlangsung pada tanggal 2-3 Oktober 2023 di Sasana Budaya, yakni Lomba Masatua Bali, Lomba Cecimpedan, Lomba Baligrafi, dan Lomba Membuat Wayang, dengan total peserta 117 orang dari sembilan kecamatan di Buleleng.

Kepala Disbud Buleleng, I Nyoman Wisandika; mengatakan bahwa perlombaan ini bertujuan untuk menguatkan, mendekatkan, melindungi dan melestarikan warisan budaya di Kabupaten Buleleng pada khususnya dan Bali pada umumnya.

Dipilihnya generasi milenial dalam perlombaan ini, Wisandika mengatakan, bahwa pihaknya ingin agar mereka sebagai generasi penerus dapat mewarisi warisan budaya yang begitu banyak di setiap sudut wilayah Buleleng.

“Harapan kami ke depan, kaum milenial lebih dekat, bisa menguatkan dan melindungi, serta melestarikan budaya Buleleng dan Bali,” ujarnya.

“Merekahalah yang akan mewarisi warisan budaya. Penguatan dan perlindungan serta pelestarian, tentu tugas kita bersama pemerintah dan stakeholder,” lanjutnya.

Salah satu lomba, yakni lomba membuat wayang, menjadi salah satu fokus pelestarian budaya yang ditujukan bagi generasi milenial. Apalagi peminatnya yang rendah, sehingga lomba membuat wayang menjadi salah satu lomba untuk menarik minat para generasi penerus.

Bahkan, wayang yang dibuat dalam perlombaan mengambil tokoh Panca Pandawa yakni Yudistira. Hal ini juga sebagai bentuk kepedulian Disbud Buleleng dengan memberikan pesan agar generasi milenial dapat berlaku bijak, seperti sifat Yudistira, dalam bermedia sosial di era saat ini.

“Kita tidak bisa pungkiri era digital, tetapi tradisi terus kita dekatkan dengan gaya mereka. Tokoh Yudistira, tokoh bijaksana, dengan harapan milenial menggunakan media sosial dengan bijak,” jelas Wisandika.

Sementara itu,  salah satu peserta lomba, I Gede Arya Waraspatika Nanda dari SDN 3 Tunjung, Kecamatan Kubutambahan; mengatakan dirinya termotivasi untuk mengikuti lomba sebagai upaya melestarikan budaya.

Arya mengatakan bahwa ia sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti Lomba Masatua Bali dengan dukungan orang tua dan gurunya, juga berbekal pengalaman lomba di desa yang sudah pernah diikutinya.

“Kali ini saya ikut dengan membawa cerita Jayaprana dan Layon Sari, walaupun nantinya belum beruntung yang penting saya bisa tampil maksimal,” ungkapnya.

“Persiapannya sejak dulu, namun saat lomba kali ini mungkin karena banyak yang menonton agak grogi jadinya dan berusaha segera selesai lombanya,” pungkasnya. (fJr/wd/JP)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button