Cegah Terulang, Pura Gubug Danau Tamblingan Akan Miliki Pararem
SINGARAJA, Jarrak Pos Bali – Untuk mencegah kembalinya aksi-aksi yang merugikan disekitar areal Pura Gubug Danau Tamblingan, pihak Desa Munduk berencana mengeluarkan pararem (aturan).
Aksi vandalisme atau coretan yang terlukis di tembok penyengker pura tersebut yang salah satunya bertuliskan IPS Lulus, membuat pihak desa mengambil tindakan tegas.
Mereka berencana menerbitkan sebuah pararem yang bertujuan untuk mengatur para pengunjung agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang malah mengotori kawasan suci itu.
Hal itu disampaikan oleh Perbekel Desa Munduk, I Nyoman Niryasa, S.H; saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada hari Jumat, 6 Mei 2022.
[irp]“Akan dibuatkan pararem untuk umum yang memasuki kawasan Pura Gubug Danau Tamblingan, agar tidak melakukan perusakan dan pencemaran,” terang I Nyoman Niryasa, S.H.
Dijelaskan oleh Perbekel Desa Munduk itu, bahwa dalam pararem itu nantinya akan berisikan sanksi bagi pengunjung yang melanggar.
“Dalam pararem itu nanti ada sanksi juga,” imbuhnya lagi.
Coretan cat semprot yang viral sudah dihapus
Diberitakan sebelumnya, setelah viralnya foto vandalisme di Pura Gubug Danau Tamblingan, membuat tulisan-tulisan yang dibuat dari cat semprot itu sudah dihapus menggunakan thinner.
Coretan itu dihapus oleh guru serta perwakilan siswa SMAN 1 Banjar atas kepedulian mereka terhadap Pura Gubug Danau Tamblingan, meskipun bukan mereka pelaku vandalisme itu.
Penghapus vandalisme itu dilakukan pada hari Jumat, 6 Mei 2022.
“SMAN 1 Banjar itu yang terdekat, apalagi gurunya ada yang berasal dari Munduk, Gobleg, sehingga spontan membersihkan, dikira siswanya yang melakukan vandalisme,” terang Perbekel Desa Munduk.
Identitas pelaku sudah dikantongi
Terkait pelaku vandalisme itu, Perbekel Desa Munduk menyebutkan bahwa ia sudah mengantongi identitas terduga pelaku itu.
Dijelaskan juga, bahwa terduga pelaku itu ternyata bukan berasal dari kalangan siswa yang melakukan perayaan kelulusan SMA/SMK di kawasan Pura Gubug Danau Tamblingan.
Walaupun bukan siswa, tetapi terduga pelaku ikut bergabung dalam rombongan aksi coret-coret baju yang sudah menjadi tradisi kelulusan anak SMA/SMK.
“Ternyata di dalam rombongan itu, ada satu orang yang bukan siswa ikut berpakaian sekolah, dia yang membawa cat itu,” ujar Perbekel Desa Munduk.
Selain dari pengakuan siswa, diketahui juga adanya sebuah foto yang ternyata didalamnya terdapat terduga pelaku.
“Dari siswa tidak merasa menulis dan membawa pilox, dan saat foto ternyata terlihat ada pelaku yang ikut disana,” terang I Nyoman Niryasa, S.H. (fJr/JP)