Ramai Ajakan Kabur Ke Luar Negeri di Medsos, Begini Tanggapan Mantan Bupati Jembrana

JEMBRANA, jarrakposbali.com | Lagi ramai di medsos #kaburajadulu, sebuah ajakan bagi kaum milenial untuk meninggalkan Indonesia bekerja di luar negeri.
Gerakan ini justru disikapi miring oleh beberapa oknum pejabat Menteri di negeri ini, yang dianggap sebagai bentuk kurangnya rasa nasionalis dikalangan kaum milenial.
Bahkan ada oknum Wakil Menteri menyikapi gerakan tersebut dengan melontarkan kalimat kontroversi, “Silahkan Kabur, Kalau Perlu Jangan Kembali” pernyataan ini kontan saja memantik reaksi dari masyarakat.
Mantan Bupati Jembrana I Nengah Tamba, justru menyikapi gerakan “Kaburajadulu” sebagai bentuk ajakan yang positif untuk kaum milenial karena gerakan tersebut berdampak positif buat negeri ini.
Menurut Nengah Tamba, ajakan kabur aja dulu tersebut mengisyaratkan kaum melenial di negeri ini punya keinginan lebih maju. Mereka menginginkan bekerja di luar negeri agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih serta ada kepastian hukum.
“Saatnya mereka kembali ke daerah masing-masing dari bekerja di luar negeri, mereka bisa membuka usaha dan tentunya ini berpeluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Nengah Tamba, Jumat (21/2/2022).
Bahkan lanjut Nengah Tamba, saat dirinya menjabat sebagai Bupati Jembrana, ada program per banjar 20 orang dikirim bekerja ke luar negeri melalui Balai Latihan Kerja (BLK).
“Kajiannya, jika tiap-tiap banjar bisa ada 20 orang bekerja di luar negeri, perputaran perekonomian di masing-masing banjar tersebut akan meningkat,” imbuhnya.
Dia mencontohkan, jika satu orang tiap bulan mengirim gajinya Rp 5 juta ke kampung, bisa dibayangkan berapa perputaran uang tiap bulannya di kampung/banjar tersebut. Dengan demikian perputaran ekonomi akan meningkat.
Mereka yang bekerja di luar negeri menurut Nengah Tamba akan terbentuk disiplin yang tinggi, keterampilan yang mempuni serta penguasaan terhadap bahasa asing. Saatnya mereka kembali ke daerah masing-masing bisa memjadi tenaga yang handal untuk kemajuan daerahnya.
Mestinya menurut Nengah Tamba, gerakan mengajak kabur bekerja di luar disikapi dengan bijaksana dengan mendukung mereka bekerja ke luar negeri melalui pelatihan-pelatihan kerja dan memberikan mereka kepastian hukum.
“Jadi gerakan kabur bekerja ke luar negeri mestinya disikapi dengan positif. Saya justru tidak setuju gerakan ini disebut sebagai kurang nasionalis. Apalagi ada pernyataan silahkan kabur jika perlu jangan kembali. Ini sangat disayangkan,” pungkas Nengah Tamba. (ded)