Denpasar

Aksara Bali Ditetapkan Sebagai Nama Domain Tingkat Dua, Langkah Bersejarah dalam Digitalisasi Budaya

Keunikan Aksara Bali Kini Diakui dalam Dunia Digital, Menjadi Nama Domain Tingkat Dua Pertama di Nusantara

DENPASAR,jarrakposbali.com I  Dalam rangka perayaan Bulan Bahasa Bali yang berlangsung sepanjang Februari, Pemerintah Provinsi Bali kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Salah satu langkah monumental dalam upaya ini adalah penetapan Aksara Bali sebagai Nama Domain Tingkat Dua (Second Level Domain/SLD), menjadikannya yang pertama di Nusantara.

Pemerintah Provinsi Bali terus berupaya melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali, salah satunya dengan menetapkan Aksara Bali sebagai Nama Domain Tingkat Dua di ranah digital. Pj. Gubernur Bali, Mahendra Jaya, mengajak masyarakat untuk tidak hanya menggunakan bahasa Bali saat Bulan Bahasa Bali, tetapi menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.

“Kalau bisa, setiap hari kita membaca aksara Bali. Semakin banyak yang bisa, semakin mudah memahami pustaka lontar dan sastra warisan leluhur yang menjadi penerang kehidupan kita,” ujarnya.

Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025 mengusung tema “Jagat Kerthi – Jagra Hita Samasta”, yang bermakna sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali demi kesadaran menuju semesta raya. Mengikuti perkembangan zaman, acara ini mengadopsi konsep Kerangka Statistik Budaya (KSB) dari UNESCO 2019, menghadirkan inovasi agar warisan budaya Bali tetap lestari dan relevan.

“Melalui Bulan Bahasa Bali, kita bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga menanamkan kesadaran budaya untuk generasi mendatang,”imbuhnya.

Bulan Bahasa Bali diharapkan dapat hadir di setiap ruang aktivitas masyarakat, dari Desa Adat hingga lembaga pendidikan, perbankan, dan sektor swasta. Dengan begitu, bahasa Bali tidak hanya dipelajari, tetapi juga dihayati dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

“Jadikanlah Bulan Bahasa Bali sebagai sarana untuk membumikan bahasa Bali agar merasuk dalam sanubari masyarakat Bali, sehingga dapat menjadi pedoman dalam kehidupan,”jelasnya.

Bulan Bahasa Bali bukan sekadar perayaan, tetapi juga sebuah pengingat akan kewajiban kita untuk melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Dengan bahasa, kita menjaga warisan leluhur; dengan aksara, kita merangkai kebijaksanaan; dan dengan sastra, kita menanamkan cinta kasih dalam kehidupan.

Dalam menghadapi perkembangan zaman, mari kita tetap berpegang pada jati diri, tanpa rasa takut, karena kebudayaan yang kuat adalah pondasi masyarakat yang sejahtera, damai, dan tentram.

“Bahasa adalah jiwa budaya, aksara adalah jejak peradaban, dan sastra adalah cermin kebijaksanaan. Lestarikan, agar Bali tetap hidup dalam keindahan dan harmoni,”tutup Mahendra Jaya.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. I Gede Arya Sugiartha, menyampaikan bahwa Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 akan berlangsung pada 1-28 Februari. Berbagai kegiatan menarik akan digelar, termasuk widyatula (seminar) yang membahas penggunaan font aksara Bali di berbagai platform digital. Ini menjadi langkah penting dalam membawa aksara Bali ke era digital, memastikan keberlanjutannya, serta menjadikannya mampu bersaing di dunia modern.

Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 akan diramaikan dengan berbagai kegiatan, seperti wimbakara (lomba) yang diikuti peserta dari seluruh Kabupaten/Kota dan masyarakat umum dalam 12 cabang lomba. Selain itu, ada krialoka (workshop) yang membahas bahasa, aksara, dan sastra Bali secara mendalam.

Tidak ketinggalan, reka aksara (pameran) Dharmakriya yang menunjukkan bagaimana bahasa, aksara, dan sastra Bali bertransformasi dalam teknologi dan industri kreatif. Acara ini juga menghadirkan panggung apresiasi sastra Bali, konservasi lontar, serta penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama sebagai bentuk penghormatan terhadap dedikasi dalam pelestarian budaya Bali.

“Melalui lomba, workshop, pameran, dan apresiasi, kita menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan berkembang di era modern,”jelasnya.

Keberhasilan Aksara Bali sebagai Nama Domain Tingkat Dua menandai langkah besar dalam pelestarian warisan budaya di era digital. Ini menjadikan Aksara Bali sebagai aksara pertama di Nusantara yang resmi digunakan dalam alamat website, membuktikan bahwa kearifan lokal mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap pelestarian aksara dan budaya Bali, Mahendra Jaya, didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, turut menulis aksara Bali di atas daun lontar dan menyaksikan langsung penerapan font aksara Bali dalam dunia digital. Momen ini menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga dan mengembangkan identitas budaya Bali di tengah arus globalisasi.

“Ketika tradisi bertemu dengan teknologi, warisan leluhur tidak hanya lestari, tetapi juga melangkah maju,”pungkasnya. (jpbali).

Editor : Putu Gede Sudiatmika.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button