
DENPASAR,jarrakposbali.com I Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, turut serta dalam Upacara Melaspas, Mendem Pedagingan, dan Pecaruan di Wantilan Pura Dalem Lan Khayangan, Desa Adat Peninjoan, Denpasar Utara, yang digelar pada Kamis (13/2/2025).
Upacara Melaspas yang digelar di Pura Dalem Lan Khayangan, Desa Adat Peninjoan, semakin khidmat dengan hadirnya rangkaian acara budaya yang dipenuhi nuansa sakral. Suara gambelan yang mengalun merdu dan kidung yang menyentuh hati menyemarakkan pementasan Tari Rejang dan Tari Topeng Wali sebagai pembukaan upacara.
Tarian tradisional yang memukau ini tidak hanya memperkaya nilai budaya, tetapi juga mengiringi doa dan harapan bagi keselamatan serta kemakmuran warga. Acara ditutup dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Rsi Bujangga Batur dari Griya Batur Tembau, membawa berkah bagi seluruh umat yang hadir.
Jaya Negara, menyampaikan bahwa upacara melaspas, mendem pedagingan, dan mecaru adalah momen penting bagi umat untuk selalu mengingat dan meningkatkan rasa bhakti kepada Tuhan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaga keharmonisan antara alam, manusia, dan lingkungan, sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana. Selain itu, upacara ini menjadi langkah bersama dalam melestarikan budaya dan spiritualitas.
“Dengan upacara melaspas ini, mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita, menjaga keharmonisan antara parahyangan, pawongan, dan palemahan, sebagai wujud implementasi Tri Hita Karana,” terang Jaya Negara.
Bendesa Adat Peninjoan, I Wayan Suastika, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dana yang diberikan oleh berbagai pihak untuk pembuatan wantilan. Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh tamu undangan yang hadir dalam rangkaian upacara mecaru dan pemelaspasan. Suastika berharap agar upacara ini membawa kesucian dan kerahayuan bagi seluruh masyarakat, terutama di Desa Adat Peninjoan.
“Berlangsungnya upacara ini, kami harapkan kesucian dan kerahayuan senantiasa menyertai seluruh masyarakat, khususnya di Desa Adat Peninjoan,” ujar I Wayan Suastika.
Dengan pelaksanaan upacara yang khidmat dan penuh makna, harapan akan tercapainya keharmonisan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Desa Adat Peninjoan semakin kuat. Dukungan dan partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam menjaga kelestarian budaya dan spiritualitas yang ada.(jpbali).
Editor : Putu Gede Sudiatmika.