
SINGARAJA, jarrakposbali.com – Sekaa Teruna Teruni (STT) Abdi Yowana memberikan pesan menohok dalam ogoh-ogoh Cupak yang mereka buat.
STT Abdi Yowana ini berlokasi di Banjar Dinas Babakan, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
Pada Nyepi 1945 di tahun 2023 ini, mereka membuat ogoh-ogoh Cupak yang ternyata memberikan pesan penting bagi masyarakat.
Cupak sendiri diketahui sebagai sosok berbadan gemuk, hitam dan memiliki rupa jelek; yang berbanding terbalik dengan adiknya, Gerantang.
Sifatnya yang rakus dan juga tidak tahu sopan satun, membuatnya terlihat sangat buruk, sehingga banyak orang menjauhinya.
Bahkan dari kerakusan itu, Cupak rela melakukan apa saja agar keinginannya terpenuhi.
Dalam cerita, Cupak akhirnya berhasil menghilangkan sifat buruknya dengan mulat sarira hingga masuk surga.
Namun, dalam perjalanannya Cupak harus melewati rintangan yang begitu berat.
Ketua STT Abdi Yowana, Kadek Yoga Sariada; menyebutkan bahwa ogoh-ogoh yang mereka buat kali ini tidak hanya sekedar menyemarakkan Nyepi.
Melainkan ada pesan moral yang ingin diberikan sebagai pembelajaran bagi generasi muda dari pengambilan tema Cupak.
Lantaran saat ini, kata Yoga, banyak oknum di masyarakat yang menjadi Cupak sehingga menjerumuskan ke jalan kehancuran.
Sama halnya seperti Cupak, setelah mendapat ganjaran dari perbuatannya, baru mereka akan bertaubat. Namun harus melewati rintangan untuk mendapat kepercayaan kembali.
“Intinya karya ini kami buat untuk menyadarkan generasi muda, bahwa kerakusan itu akan menjerumuskan kehidupan ke hal yang buruk,” ujar Yoga.
“Dengan kerakusan itu, kita juga akan terlihat buruk hingga dijauhi banyak orang,” tambahnya pada Rabu, 8 Maret 2023.

Gambarkan kerakusan Cupak
Ogoh-ogoh Cupak ini memiliki dimensi dengan tinggi 3,5 meter dan lebar 1,5 meter, yang pembuatannya sejak 28 Januari 2023 lalu.
Pembuatannya pun melibatkan seluruh anggota STT, dengan menggunakan bahan alami yakni ulatan bambu serta kertas koran untuk pembentukan anatomi.
Rupa ogoh-ogoh dibuat berbadan gemuk, di tangan kirinya menggenggam potongan kepala babi, dan tangan kanannya yang siap menyantap daging babi.
Dengan raut wajah yang tampak seperti orang kelaparan yang tidak mau sedikit pun makanannya diambil, meskipun di samping kaki kanannya masih ada potongan babi yang lebih besar.
Itulah sifat kerasukan Cupak yang dijadikan ogoh-ogoh oleh STT Abdi Yowana.
“Untuk dana kita gunakan sumbangan dari warga. Pengerjaanya baru selesai senin kemarin, H-1 sebelum penilaian,” terang Yoga.
Selain mengajak generasi muda untuk membunuh sifat kerakusan, pembuatan karya seni ini juga untuk memupuk semangat anggota STT Abdi Yowana.
“Harapannya tentu untuk menumpuk semangat semua anggota. Sekarang ini STT kita baru saja berganti ke pengurusan yang baru,” tutupnya. (fJr/YS/JP)